RIVAGE PM5 Mendukung Konser Royal Blood
Setelah merilis tiga album musik peringkat satu di UK, band Royal Blood di pertengahan musim panas 2021 meluncurkan tur pentas dan festival, sebelum berangkat ke Meksiko. Engineer FOH Phil Jones menemukan bahwa digital mixing system Yamaha RIVAGE PM5 menawarkan banyak solusi untuk kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh tur pentas di awal tahun 2020.
Banyak artis akan merasa senang dengan satu album peringkat satu. Tapi mencapai prestasi itu dengan tiga pertunjukan pertama menunjukan Royal Blood memiliki potensi yang spesial, meskipun dengan line-up minimalis yang terdiri dari bass, drum dan vokal.
Engineer FoH Phil Jones telah mengenal band ini sejak berdiri di area Brighton. Sebelumnya dia bekerja sebagai manager produksi dan tur, tapi, setelah pentas bandnya membesar dari konser pub biasa ke konser di arena, Phil semakin berfokus di tata suara.
“Tujuan saya adalah membuat suaranya sekeras dan senyaman mungkin,” ujarnya. “Dulu saya biasanya melakukan tur dengan banyak peralatan audio. Saya bukan penggemar komputer prosesor suara, jadi saya memiliki dua rak efek 24U dengan prosesor outboard mulai dari preamp dan dynamic EQ untuk vokal-vokal sampai berunit-unit efek dari dbx, tc electronic, Eventide, dan Bricasti.
Setelah dikenalkan pada digital mixing system Yamaha RIVAGE PM di festival Neighbourhood Weekend di 2019, ketika RIVAGE PM5 diluncurkan di 2020 Phil mengambil kesempatan untuk mecobanya untuk sebuah sesi recording broadcast dengan Royal Blood.
“Saya sangat terkesan sehingga saya mengadopsi RIVAGE PM5 untuk setup live saya dan menjual banyak dari gear outboard saya, termasuk reverb H3000 dan Bricasti. Saya tidak memerlukan mereka lagi,” ujarnya.
Logistik dan biaya tour di era pandemik di dunia pasca-Brexit sangat berbeda dengan hanya beberapa tahun yang lalu. Selain memberikannya kualitas sonic dan fleksibilitas, Phil menemukan bahwa RIVAGE PM5 mempermudah prosesnya – dan, lebih penting, menurunkan biayanya – untuk tur global.
“Karena lonjakan permintaan pentas musik live pasca karantina, kami harus membuat jadwal-jadwal yang secara normal tidak akan kami buat,” ujarnya. “Dengan biaya pengiriman menjadi sangat mahal, kami menemukan bahwa sekarang lebih ekonomis untuk menduplikat beberapa bagian dari produksi dan lalu menyimpannya dalam gudang-gudang – di Amerika Serikat, misal. Bayangkan jika saya harus melakukan tur dengan semua outboard gear saya? Biayanya akan sangat mahal. Sekarang kami cukup menelpon Britannia Row Productions untuk mengirim sebuah sistem RIVAGE PM dan sistem ini memiliki semua yang saya perlukan.”
Phil melanjutkan, “Kami juga melakukan eksperimen yang sama dengan meringkas setup amplifier panggung Mike Kerr (bass/vokal). Untuk sekarang dan tur-tur selanjutnya kami akan menggunakan amp modeling seperti Kemper atau Quad Cortex. Setup ini tak hanya membuat tur menjadi lebih mudah, tapi juga akan mengurangi volume suara dari panggung, yang akan memudahkan saya untuk melakukan pengaturan suara dengan lebih detail.
Mengenai fitur-fitur pemrosesan suara yang terdapat di sistem RIVAGE PM, Phil tak hanya dapat mengganti hardware reverb favoritnya, Bricasti, dengan versi modeling yang berkualitas sama, tapi Phil juga terkesan dengan emulasi SILK dari Rupert Neve Designs.
“Saya seringkali waspada dengan slogan marketing. Pada awalnya saya mengira bahwa fitur RND SILK di bagian preamp hanyalah hype. Saya mendapatkan kejutan yang menyenangkan saat tahu bahwa fitur tersebut bukan slogan marketing, saya menggunakannya untuk sejumlah channel,” ujarnya. “Saya juga suka bahwa faktanya apapun ukuran control surface yang saya pakai, saya tetap mendapatkan manfaat yang sama dari preamp dan plugins-nya.”
“Saya mau menggunakan sebuah control surface RIVAGE PM3, karena saya baru saja me-mix sebuah pentas Royal Blood di sebuah venue kecil dan saya menemukan sebuah RIVAGE PM7. Para kru mungkin berpikir siapa orang ini? Sebuah PM3 akan membuat saya terlihat lebih tidak sombong,” ujar Phil sambil tersenyum.
Informasi
Lokasi
INGGRIS