FOH legendaris Brad Divens - Dengarkan dan bentuk suaranya
Brad Divens, yang terkenal karena hasil kerjanya sebagai engineer Front of House (FOH), telah menempa karier yang melegenda dengan berkolaborasi bersama para artis besar, seperti di antaranya: Enrique Iglesias, Linkin Park, Garbage, Bob Seger and the Silver Bullet Band, dan Jane's Addiction. Baru-baru ini, Russ Long dari Yamaha Pro Audio bertemu dengan Brad di Bridgestone Arena di Nashville untuk berbincang-bincang selama melakukan sound check .
Awal karir dan Peralihan ke Sistem Digital
Perjalanan karier Divens dimulai dengan mixer analog, dan seiring berjalannya waktu, beralih ke berbagai sistem digital. Perubahan yang signifikan terjadi atas anjuran dari engineer FOH Luke Bryan, Frank Sgambellone, yang meyakinkannya untuk mencoba Yamaha RIVAGE PM series. "Frank sering kali berkata kepada saya, ‘Dengar Brad, cukup colokkan SM58 ke situ dan dengarkan suaranya. Hanya itu yang perlu dilakukan, dan kamu pasti ingin mempelajarinya.’ Kami berbincang panjang lebar tentang sistem ini karena dia adalah salah satu rekan saya dan saya mempercayai pendapatnya bila berkaitan dengan mixing," kenang Divens.
Setelah menghadiri demo Yamaha di Nashville, Divens langsung mengapresiasi kemampuan sistem ini. Manfaat utama dari RIVAGE PM yaitu ditiadakannya rak outboard yang sebelumnya dia andalkan. “Apabila menggunakan digital mixing console lainnya, saya langsung merasa bahwa perlu menambahkan sesuatu karena mixer tersebut agak kurang terdengar natural . Namun, saat saya mencoba sistem RIVAGE PM, saya menemukan suara yang lebih natural dan lebih berkarakter, bahkan seperti tidak menggunakan sistem digital ,” jelasnya.
“Begitu saya hanya menggunakan sistem RIVAGE PM, saya merasa seperti ‘Ini dia. Ini bagus sekali. Sangat sesuai dengan apa yang saya rasa dan saya bisa lakukan menggunakan sistem ini,” katanya. “Saya merasa jika lebih ringkas itu lebih baik. Yang saya butuhkan hanya RIVAGE PM, sebuah flashdisk USB berisi file pertunjukan saya lalu semuanya sudah siap. Hal itu yang memperkuat keputusan saya, dan saya merasa telah membuat pilihan yang tepat."
Pendekatan Teknis dan Alat Favorit
Divens terkenal karena menggunakan konsol Yamaha RIVAGE, khususnya plugin P2MB Master Buss Processor. Dia menjelaskan, "Menurut saya, plugin favorit saya pada RIVAGE adalah Master bus processor. Saya dapat mengelompokkannya ; saya bisa memilih blue atau red silk, tergantung nada yang saya inginkan untuk kelompok gitar." Dengan alat ini, dia dapat menerapkan kompresi suara dan penyesuaian nada, yang menghasilkan fleksibilitas dan meningkatkan kualitas suara akhir.
Di samping Mix Bus Processor, Divens menggunakan beberapa pendekatan teknis lainnya untuk menghasilkan suara khasnya:
- EQ Dinamis dan Kompresi Multiband: Untuk mengelola konten dan dinamika frekuensi yang bervariasi, Divens menggunakan EQ dinamis (DynamicEQ4) dan kompresi multiband (MBC4) untuk menjaga agar mixing tetap seimbang dan jernih.
- Kompresi Paralel: Teknik ini digunakan untuk menambah power pada vokal dan drum tanpa membuat keduanya terlalu dominan pada keseluruhan mixing. Dengan memadukan sinyal yang sangat terkompresi dengan sinyal tanpa efek, dia mempertahankan dinamika alami sekaligus meningkatkan dampaknya.
- Efek Reverb dan Delay: Divens menggunakan reverb dan delay untuk menciptakan ruang dan ketajaman pada mixing. Efek ini membantu memposisikan alat musik dan vokal pada stereo, sehingga memberi pengalaman mendengarkan yang lebih imersif bagi audiens.
Proses Kreatif dan Tantangannya
Divens sangat menyukai proses kreatif dalam melakukan mixing live sound, dengan berkata, "Kegembiraan terbesar yang saya dapatkan dari proses mixing, menurut saya, mungkin proses kreatif dalam mengambil apa yang diberikan band kepada saya dan menyatukan musiknya, lalu menyaksikan reaksi audiens terhadap apa yang telah saya lakukan." Namun, mengelola kebisingan suara audiens tetap menjadi tantangan yang signifikan. Dia menjelaskan, "Tantangan terbesar bagi saya mungkin kebisingan suara audiens. Saya melakukan mixing pada sekitar 98db, paling tinggi 99, mungkin puncaknya seratus, dan kebisingan suara audiens bisa mencapai 105, dan tidak mungkin saya bersaing dengan suara mereka. Benar-benar keseimbangan yang rumit."
Fitur Favorit dan Pendekatan Teknis
Divens menyoroti hybrid mic preamp sebagai fitur yang menonjol. "Fitur pertama dan yang paling saya sukai adalah hybrid mic preamp, karena bagi saya, bagian depan konsol adalah segalanya," katanya. Dia juga memuji pemrosesan Rupert Neve Designs onboard, termasuk Portico II Master Buss Processor, Portico EQ dan kompresor, serta alat studio yang sudah dikenal seperti Eventide H3000 dan Bricasti reverb. “Ini hal-hal yang Anda ketahui dan sukai dari studio. Suaranya tidak asing lagi.”
Divens merasa sistem ini nyaman untuk digunakan. “Semakin Anda terbiasa dengan sesuatu, maka semakin mudah jadinya,” tambahnya. “Saya merasa sistem ini sangat nyaman digunakan untuk melakukan mixing dan menghasilkan pertunjukan yang terdengar bagus. Saya tidak perlu mencari lagi yang lain."
Saran untuk Calon Engineer
Bagi mereka yang baru di bidang ini, Divens menekankan pentingnya mendengarkan musik daripada hanya mengandalkan alat teknis. "Saran terbaik yang dapat saya berikan kepada seseorang yang baru memulai dan ingin melakukan mixing serta melakukan apa yang saya lakukan adalah jangan lupa bahwa Anda harus mendengarkan musiknya," sarannya. Dengan berfokus pada pemilihan mikrofon yang tepat, menempatkannya dengan benar, dan menggunakan mic preamp yang bagus, para calon engineer dapat meningkatkan kualitas hasil mereka secara signifikan.
Rutinitas Pribadi dan Kesimpulan
Setelah pertunjukan, Divens mempertahankan rutinitas yang sederhana dan sehat. "Saya benar-benar berhenti makan makanan setelah pertunjukan. Mungkin hanya segenggam kacang almond lalu saya tidur," ujarnya. Divens menekankan pentingnya menjaga tingkat kesehatan yang baik di tengah tuntutan profesi, dengan menyadari bahwa nutrisi dan istirahat yang tepat berkontribusi pada kemampuannya untuk secara konsisten menghasilkan pertunjukan yang luar biasa.
Kesimpulan
Setelah berhenti memainkan gitar bass di masa-masa awal band seperti Kix dan Wrathchild America, pengalaman Brad Divens sebagai engineer FOH menyoroti perpaduan kreativitas, keterampilan teknis, dan kemampuan beradaptasi yang diperlukan dalam rekayasa live sound. Penggunaan sistem Yamaha RIVAGE PM bersama dengan teknik mixing yang canggih, yang dipadukan dengan pemahaman yang mendalam tentang musik, telah membuatnya dapat memberi pengalaman audio yang luar biasa dan inspiratif kepada para audiens di seluruh dunia. Dedikasi dan jiwa inovatif Divens bukan hanya terus menginspirasi, tetapi juga membuka jalan bagi generasi sound engineer berikutnya.
Lokasi
Amerika