Bab 7: Alat Musik yang Menciptakan Bunyi
Menggunakan Teknologi untuk Menentukan Apa yang Menciptakan Bunyi
Pada bulan Februari 2020, Yamaha merilis YC61, sebuah stage keyboard yang dilengkapi generator nada Virtual Circuitry Modeling (VCM) Organ yang baru dikembangkan. Tahun berikutnya, kami merilis YC73 dan YC88 untuk melengkapi seri ini menjadi tiga model. Meskipun alat musik ini adalah stage keyboard dan bukan synthesizer, tetapi secara internal tidak dapat dibedakan dari synthesizer karena di dalamnya terdapat tone generator AWM2 dan FM di samping tone generator Organ VCM. Kami telah memilih “YC” untuk nama model sebagai penghargaan terhadap combo organ YC-10 yang dirilis pada tahun 1969, sebuah seri yang nantinya memicu “ledakan band” tahun 1970-an. Walaupun ditujukan untuk didasarkan pada konsep yang berbeda dengan organ elektronik Yamaha Electone, tetapi seri ini memiliki sistem output audio yang sama dengan Electone. Lima puluh tahun kemudian, kami telah mengubah YC Series dengan generator nada VCM yang baru.
Menariknya, teknologi VCM yang mendasari teknologi ini berasal dari proyek penelitian K's Lab, sebuah tim penelitian internal yang diketuai oleh Toshifumi Kunimoto, seorang Doktor Ilmu Informasi yang juga dikenal dengan sebutan “Dr. K.” Tim ini dibentuk pada tahun 1987 untuk mengembangkan sistem tone generator generasi mendatang setelah komersialisasi tone generator FM dan AWM Yamaha. Laboratorium ini terlibat dalam upaya terobosan untuk menentukan secara matematis prinsip-prinsip yang digunakan alat musik akustik untuk menghasilkan bunyi, yang menjadi dasar bagi tone generator Virtual Acoustic (VA) yang akan muncul di synthesizer VL1 pada tahun 1993. Namun, menghitung karakteristik akustik alat musik tiup berbentuk kerucut, seperti saxophone, memerlukan begitu banyak rumus, sehingga tone generator VA akan membebani teknologi prosesor sinyal digital (DSP) yang tersedia saat itu. Dalam upaya mencari solusi, K's Lab telah menemukan sebuah makalah tentang teori percabangan (branching theory) yang diterbitkan dalam bahasa Jepang pada tahun 1977 (Catatan 1). Teori percabangan menyatakan bahwa karakteristik akustik dari pipa berbentuk kerucut dapat didekati dengan dua pipa silinder. Dengan menggunakan teori ini, laboratorium tersebut menggunakan pipa silinder dengan diameter tetap untuk menyederhanakan rumus, sehingga membuat sistem tone generator yang baru menjadi lebih praktis dan berujung pada peluncuran tone generator VA. Secara kebetulan, kami menerapkan teori percabangan di luar bidang simulasi elektronik, dengan menggunakannya untuk merancang Venova, alat musik tiup sederhana. Alat musik yang sepenuhnya akustik ini memulai debutnya pada tahun 2017 dan memenangkan Good Design Award di Jepang.
Catatan 1:
Ensui horn no hankyoshin shuhasu no kyumenha riron ni yoru kaiseki - ensui-gata kangakki no naru shuhasu (Analisis menggunakan teori gelombang bola tentang frekuensi anti-resonansi dari trumpet berbentuk kerucut - Frekuensi bunyi alat musik tiup berbentuk kerucut), Junichi SANEYOSHI, 1977.
K's Lab terlibat dalam pengembangan lebih banyak lagi tone generator setelah VA, termasuk AN1x (1997), synthesizer pemodelan analog berbasis DSP, dan EX5 (1998), yang dilengkapi sistem tone generator hybrid Extended Synthesis. Sekitar tahun 2001, laboratorium ini mulai mengembangkan efek dengan menggunakan model fisik sirkuit analog.
Sirkuit analog berupa kombinasi kapasitor, transistor, dan komponen lainnya; bahkan dengan komponen yang memiliki kapasitansi dan faktor amplifikasi yang sama, produsen dan model yang berbeda akan menghasilkan sedikit perbedaan. Khususnya dalam kasus sinyal bunyi dan sinyal listrik lainnya dengan frekuensi yang bervariasi, karakteristik frekuensi komponen memiliki efek substansial pada bunyi. Dengan kata lain, sepasang efektor dengan fungsi yang sama, akan terdengar berbeda jika sirkuit analognya berisi komponen berbeda, atau dirakit secara berbeda. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa para musisi dan engineer lebih memilih satu produk daripada produk lainnya, dan mengapa mereka memilih dengan sangat cermat.
Setelah itu, K's Lab mempelajari perilaku sirkuit analog dan mengembangkan efek digital dengan menggunakan model fisik untuk beberapa konsol mixing, termasuk konsol mixing digital profesional Yamaha DM2000VCM (2000), produk pertama yang menggunakan “VCM” pada namanya. VCM akan dipasang di lebih banyak produk karena terus berkembang. Teknologi ini yang mendasari Open Deck, sebuah teknologi yang menyimulasikan fluktuasi kecepatan rotasi dan aspek lain dari kualitas bunyi yang dirasakan saat merekam dan memutar musik menggunakan tape recorder, dan juga dilengkapi plugin RND Portico, sebuah upaya kolaboratif dengan Rupert Neve Designs.
Dalam prosesnya, para pengembang YC61 memutuskan untuk menerapkan teknologi ini guna menyimulasikan sirkuit analog dan fenomena fisik lainnya dengan DSP pada pengembangan tone generator organ yang baru, dan berfokus pada penggunaan teknologi VCM untuk menyimulasikan tone generator organ tipe tonewheel.
Berbeda dengan organ berbasis osilator elektronik, organ tipe tonewheel menghasilkan suara menggunakan induksi elektromagnetik yang dihasilkan saat roda gigi logam berputar di dekat pickup. Bayangkan sebuah gitar elektrik. Pada gitar elektrik, senar bergetar dari sisi ke sisi di atas pickup untuk menciptakan induksi elektromagnetik, yang mengakibatkan listrik mengalir. Semakin tinggi frekuensi getaran senar, maka semakin tinggi pula nada yang dihasilkan. Tone wheel memiliki roda gigi dengan gigi bergerigi. Saat roda gigi berputar, jarak antara logam dan pickup berubah dengan cara yang sama seperti senar bergetar di atas pickup, yang pada akhirnya menciptakan efek yang sama. Jika dua roda gigi berputar pada kecepatan yang sama, roda gigi yang memiliki lebih banyak gigi akan menghasilkan frekuensi getaran lebih tinggi. Jika dua roda gigi memiliki jumlah gigi yang sama, maka roda gigi yang berputar lebih cepat akan menghasilkan frekuensi lebih tinggi. Oleh karena itu, pitch dapat disesuaikan dengan mengubah kecepatan putaran atau jumlah gigi.
Organ yang sebenarnya memiliki tone wheel dengan frekuensi yang diperlukan untuk setiap nada, dan bunyi diciptakan melalui kombinasi dengan tone wheel yang menghasilkan harmonisasi untuk setiap nada, dengan volume yang disesuaikan menggunakan tuas yang disebut drawbar. Tone wheel organ menggunakan elemen mekanis roda gigi yang berputar; karenanya, fluktuasi kecepatan putaran, perbedaan bentuk fisik roda gigi, dan faktor lainnya berdampak pada bunyi yang dihasilkan. Pickup, yang terdiri atas magnet dan coil yang menangkap suara, menambahkan lagi lebih banyak faktor, termasuk jenis magnet yang digunakan, berapa kali coil dililitkan, dan ketebalan kawat. VCM Organ tone generator memanfaatkan teknologi VCM sehingga DSP dapat menghitung parameter ini untuk menghasilkan bunyi organ yang lebih realistis.
YC61 dilengkapi teknologi VCM selain VCM Organ tone generator. Sementara sebagian besar organ pada umumnya dibuat dengan amplifier yang dilengkapi dengan speaker berputar, seperti Leslie, YC61 memodelkan bunyi speaker berputar ini dengan efek yang disebut rotary speaker VCM. VCM Effects menyediakan phaser, flanger, dan efek analog klasik lainnya yang populer di kalangan para musisi profesional.
YC61 juga dilengkapi dengan bunyi organ yang dipasok oleh FM tone generator . Osilator pada FM tone generator (komponen digital yang dikenal sebagai operator) menghasilkan gelombang sinus yang sangat bersih. YC61 menggunakan karakteristik fundamental ini untuk menyimulasikan organ tone generator dengan osilator transistor yang digunakan untuk Electone tone generator, dan dilengkapi total enam jenis organ FM tone generator, dengan delapan drawbar yang berfungsi sebagai carrier, serta modulator dan feedback. Drawbar konvensional dapat digunakan untuk menikmati suara organ FM yang benar-benar baru. Karena baik organ VCM maupun FM bekerja pada sirkuit digital, YC61 dilengkapi replika digital sepenuhnya dari suara organ elektrik dan elektronik yang telah dimainkan selama lebih dari 50 tahun.
Upaya pada YC61 melampaui tone generator, dengan mendalami fungsi stage keyboard dan memeriksa setiap aspek antarmuka pengguna. Sementara banyak synthesizer dan keyboard saat ini hanya memiliki satu antarmuka pengguna di mana tombol dan dial digunakan untuk memilih dan mengedit suara, YC61 memiliki tiga bagian: bagian Organ, bagian KEY-A, dan bagian KEY-B, yang masing-masing dapat diprogram menggunakan suara dan diaktifkan atau dinonaktifkan sesuai kebutuhan. Kejernihan visual dan kemampuan pra-pemrograman ini memudahkan pemain keyboard untuk beralih antar suara piano, piano elektrik, dan organ, seperti yang sering mereka lakukan saat bermain bersama band, dan lebih baik untuk pertunjukan live berkat peralihan yang lebih mudah antara suara synth dengan suara piano yang ditimpakan secara temporer dengan piano elektrik, atau dipisah dengan suara organ saat dimainkan. Konsep ini sama dengan CP73 dan CP88, yang dikembangkan sekitar waktu yang sama, dan diteruskan ke stage keyboard CK61 dan CK88 yang dirilis setelah itu.
MONTAGE M Dirilis Menjelang Peringatan 50 Tahun Yamaha Synthesizer
Pada tahun 2016, Yamaha merilis MONTAGE, sebuah synthesizer hybrid unggulan dengan sound engine AWM2 dan FM-X. Tujuh tahun kemudian, pada bulan Oktober 2023, kami telah merilis MONTAGE M yang dilengkapi dengan sound engine AN-X yang baru. Bahkan, “M” pada MONTAGE M menunjukkan fakta bahwa, dengan tiga sound engine, alat musik ini telah berevolusi dari hybrid menjadi multi-synthesizer.
Sound engine AN-X yang baru memiliki tipe pemodelan analog virtual yang menggunakan teknologi digital untuk menyimulasikan synthesizer analog. Bila dibandingkan dengan sound engine AN (juga pemodelan analog virtual) pada AN1x yang dirilis pada tahun 1997, spesifikasinya secara signifikan lebih maju, bahkan jika dikombinasikan dengan rangkaian kontrol real-time MONTAGE, para pemain kini dapat menikmati pengeditan suara yang lebih kompleks.
Pertama, struktur dasar memiliki tiga osilator (dibandingkan dengan dua osilator pada AN1x) serta osilator noise terpisah. Terdapat tujuh LFO (naik dari dua), dan filternya sudah ditingkatkan ke dual filter untuk penciptaan suara yang lebih kompleks, misalnya, menggunakan filter high-pass dan filter low-pass secara bersamaan, atau menciptakan dua puncak filter low-pass dan memanipulasi masing-masing filter tersebut secara independen. Setiap osilator dapat diarahkan langsung di belakang filter, agar dapat menciptakan suara tanpa filter dari osilator tertentu. Kami juga menambahkan parameter untuk simulasi yang lebih mirip analog, yaitu Ageing (usia peralatan), dan Voltage Drift (fluktuasi tegangan) yang menyimulasikan variasi pitch osilator dan variasi cutoff filter serta atribut lainnya. Selain itu, respons synthesizer analog yang realistis disimulasikan hingga ke detailnya, misalnya pengaturan apakah fase osilator disejajarkan atau digeser dengan penekanan tombol, atau mengendalikan variasi nada setiap osilator. Hasilnya adalah bunyi yang lebih hangat daripada yang diharapkan dari synthesizer digital.
Sound engine AWM2 juga telah berevolusi secara substansial dari MONTAGE yang asli, dengan jumlah elemen yang meningkat dari 8 menjadi 128. Biasanya, hanya ada delapan elemen, tetapi memilih untuk menambahkan elemen memungkinkan lebih banyak pendekatan dan kebebasan yang lebih besar dalam penciptaan suara, misalnya, melapisi delapan atau lebih bentuk gelombang secara bersamaan tanpa menggunakan beberapa bagian, atau menciptakan suara dengan suara alat musik yang sama sekali berbeda atau akor yang ditetapkan untuk setiap tuts.
Elemen adalah kunci lain untuk memperluas jangkauan ekspresi yang mampu dilakukan oleh alat musik ini. Parameter XA Control untuk mengendalikan cara elemen memancarkan bunyi, misalnya, elemen yang hanya berbunyi apabila tuts dimainkan secara legato atau dilepaskan, sehingga dapat menambahkan bunyi seperti suara bising, seperti bunyi alat musik akustik. Anda juga dapat menyimulasikan variasi bunyi melalui pemutaran acak bentuk gelombang yang sedikit berbeda dari suara alat musik yang sama.
Perbedaan lain antara MONTAGE M dan model sebelumnya yaitu metode penyimpanan suara. Setiap suara dibangun di atas 16 bagian yang dapat dipilih dari salah satu sound engine AN-X, FM-X, atau AWM2, yang disimpan sebagai unit yang disebut PERFORMANCE. Melalui MOTIF series, terdapat perbedaan yang jelas antara mode VOICE, di mana suara dialihkan satu per satu antara suara piano, organ, dan suara synth, dan mode PERFORMANCE, yang mengumpulkan beberapa bagian untuk membuat suara mode VOICE menjadi suara yang berlapis. Mengenai hubungan antara VOICE dan PERFORMANCE, format penyimpanan suara sebagai suara dan multi-part diperkenalkan pada saat bagian sound engine menjadi multi-channel (multi-part); sejak EX5 dan seterusnya, nama VOICE dan PERFORMANCE digunakan secara lebih eksplisit dan menjadi identik dengan format penyimpanan suara pada synthesizer Yamaha. Namun, sejak MONTAGE dan seterusnya, metode VOICE untuk menyimpan bagian tunggal ditinggalkan; semuanya sekarang disimpan sebagai PERFORMANCE.
Dengan MONTAGE M, pengguna dapat memilih antara AN-X, FM-X, dan AWM2 untuk setiap part dari PERFORMANCE; misalnya, mengatur Part 1 ke AMW2 Piano, Part 2 ke FM-X Electric Piano, dan Part 3 ke AN-X Pad Sound menghasilkan suara berlapis yang terdiri atas piano akustik, piano elektrik, dan synth pad. Hal ini memungkinkan untuk mengombinasikan semua sistem sound engine dengan cara seperti osilator untuk menciptakan suara, serta menggunakan Motion Sequencer dan SuperKnob untuk secara simultan mengontrol parameter di seluruh bagian, memberikan pendekatan yang melampaui batas-batas sistem sound engine, bahkan untuk penyuntingan suara secara real-time.
Smart Morph untuk Menciptakan Suara dari Suara
Dengan fungsi Smart Morph (Catatan 2), MONTAGE M dapat mempelajari dua suara atau lebih secara mesin dan menggunakan elemen-elemen penyusun untuk menciptakan suara baru yang dapat dioperasikan secara grafis.
Misalkan A adalah suara synth pad, B adalah suara piano elektrik, dan C adalah suara brass synth (baik FM-X saja atau AN-X saja). Apabila ini dimasukkan ke layar Smart Morph Edit dan tombol Learn ditekan, maka layar akan tampak seperti pad XY yang menampilkan hasil pembelajaran mesin dalam bentuk warna. Layar menunjukkan kotak putih dengan garis penghubung dari masing-masing suara, dan satu kotak biru di sudut kiri atas. Pengguna dapat menyentuh layar untuk memindahkan kotak biru. Jika memindahkan kotak biru ke kotak putih yang sesuai dengan A (synth pad), maka suara synth pad akan berbunyi. Jika memindahkan kotak biru ke kotak putih yang sesuai dengan B (piano elektrik), suara piano elektrik akan berbunyi. Memindahkan kotak biru ke mana saja di antara A, B, dan C, akan menyebabkan MONTAGE M secara otomatis menghasilkan suara yang memadukan masing-masing elemen secara proporsional. Warna di layar menunjukkan kekuatan relatif suara; misalnya, semakin dekat kotak biru ke B (piano elektrik), maka semakin kuat elemen piano elektriknya.
Dengan demikian, pengguna dapat membuat suara baru dari suara yang sudah ada. Perangkat ini juga dapat menggunakan SuperKnob untuk menggerakkan kotak biru pada peta (layar seperti pad XY) secara real time untuk penciptaan suara yang lebih kompleks.
Catatan 2:
Smart Morph tersedia pada MONTAGE 3.5 OS atau yang lebih tinggi dan MONTAGE M (hanya FM-X), dan dapat digunakan dengan AN-X pada MONTAGE M 2.0 OS dan yang lebih tinggi.
Evolusi Antarmuka Pengguna
Seiring dengan semakin canggihnya sistem sound engine dan bertambahnya fungsi baru untuk penciptaan suara yang dapat dikombinasikan untuk menciptakan suara baru, maka akan semakin sulit untuk menguasai teknik yang diperlukan untuk menggunakannya demi mencapai tujuan tersebut. Layar sentuh berwarna tentu saja bisa sangat meningkatkan operabilitas dan visibilitas, tetapi MONTAGE M lebih dari itu, dan menyatukan lebih banyak lagi gagasan.
Pertama, display utama di bagian tengah unit utama memungkinkan pengguna untuk mengganti suara dengan sentuhan sederhana. Dengan fungsi Category Search, pengguna dapat mencari melalui kategori suara dengan sentuhan daripada menggunakan menu tarik-turun. Tombol beralih display dan tombol sentuh ini terhubung ke tombol LIVE SET dan CATEGORY serta 16 tombol di bawahnya pada sisi kanan unit, sehingga keduanya dapat digunakan untuk melakukan perubahan, di samping lampu LED pada tombol dan display highlight yang selalu terhubung.
MONTAGE M juga dilengkapi solusi yang sangat membantu untuk menyunting suara. Misalnya, apabila mengedit suara AN-X, terdapat tiga bagian osilator dan pengaturan untuk pitch, LFO, pulse width, modulasi, dan parameter detail lainnya yang tidak dapat ditampilkan pada satu layar. Oleh karena itu, umumnya terdapat layar untuk masing-masing osilator dengan tombol atau menu tarik-turun untuk berpindah antar osilator. Tingkatannya menjadi lebih rumit karena adanya bagian filter dan amp, pengaturan envelope, dan fitur tambahan lainnya, sehingga semakin menyulitkan pengguna untuk mencapai layar parameter yang diinginkan. Untuk mengatasi masalah ini, MONTAGE M memiliki tombol NAVIGATION di sisi kanan unit utama. Dengan sekali tekan, display utama akan memperlihatkan diagram blok suara yang sedang diedit. Apabila kembali ke diagram blok, gambaran sekilas bagian yang dimiliki masing-masing parameter akan ditampilkan, yang menempatkan parameter yang diinginkan dalam jangkauan dengan sentuhan sederhana pada bagian yang sesuai di display utama.
MONTAGE M juga memiliki sub-display di sudut kiri atas yang melengkapi display utama. Sub-display dapat dioperasikan menggunakan delapan tombol di bagian atas, tombol PAGE di sisi kiri dan delapan kenop serta tombol QUICK EDIT di bagian bawah, serta dapat menampilkan parameter suara yang dipilih pada display utama secara terpisah dari display utama. Sub-display juga memiliki tata letak display berbeda yang menunjukkan aliran sinyal dasar dari tata letak Oscillator, Filter, dan Amp dengan cara yang sama untuk AWM2, FM-X, dan AN-X, sehingga pengeditan suara menjadi lebih intuitif di sana ketimbang di display utama, yang menunjukkan tata letak unik untuk setiap sistem sound engine.
Fitur tambahan termasuk lampu LED yang berubah warna pada sakelar tombol pada panel yang berubah apabila fungsi tombol telah dialihkan. Hal ini serta pengembangan lainnya yang bijaksana, telah membuat synthesizer multifungsi dan kaya parameter ini menjadi lebih mudah digunakan.
MONTAGE M 2.0 Memulai Debutnya di Ulang Tahun ke-50 Yamaha Synthesizer
Pada tahun tonggak sejarah yang menandai hari jadi ke-50 Yamaha synthesizer ini, sistem operasi MONTAGE M diperbarui ke versi 2.0. Pembaruan ini berisi banyak penambahan dan peningkatan, yang dimulai dengan bentuk gelombang dari CFX, grand piano konser unggulan Yamaha, yang dirilis pada tahun 2022. Efek Shimmer Reverb yang akhir-akhir ini populer dan fungsi Smart Morph juga disertakan, yang sebelumnya hanya kompatibel dengan FM-X dan kini dapat digunakan dengan AN-X. Di sini, kami akan memperkenalkan peningkatan lain ke 2.0: dukungan untuk protokol MIDI 2.0 yang dirilis pada tahun 2019.
MONTAGE M adalah synthesizer pertama Yamaha yang kompatibel dengan MIDI 2.0. Dengan mentransfer data MIDI dalam paket 32 hingga 128-bit dan bukan 8-bit biasa, MIDI 2.0 memiliki resolusi data yang jauh lebih tinggi daripada MIDI 1.0. Melalui penggunaan data perubahan kontrol untuk mentransfer data pada volume dan parameter lainnya sebagai contoh, dengan MIDI 1.0, hanya tujuh bit yang tersedia di area data, sehingga menghasilkan resolusi maksimum 128 step (27). Data untuk parameter seperti pitch bend terdiri atas pasangan byte tujuh-bit yang dikombinasikan untuk membuat byte 14-bit, yang menghasilkan resolusi maksimum 16.384 step (214). Area data MIDI 2.0 memiliki 32 bit yang dapat digunakan untuk resolusi maksimum yang mengejutkan, yaitu hampir 4,3 miliar step (232 = 4.294.967.296). Kecepatan juga ditingkatkan secara drastis, dengan 16 bit untuk maksimum 65.536 nilai.
Perlu diperhatikan bahwa angka-angka ini hanya menggambarkan apa yang dapat dicapai menggunakan MIDI 2.0; peralatan yang sebenarnya mungkin tidak mampu menghasilkan resolusi setinggi itu. Meskipun demikian, MONTAGE M SuperKnob memiliki 1.024 nilai dari 0 hingga 1.023, fitur yang sangat penting untuk kompatibilitas dengan MIDI 2.0 (dan lebih banyak lagi yang dapat ditransfer dalam 128 step MIDI 1.0). MIDI 1.0 diciptakan pada tahun 1982, dan Yamaha merilis alat musik pertama yang kompatibel, DX7, pada tahun berikutnya. Dalam empat dekade lebih sejak saat itu, byte tujuh dan 14-bit sudah cukup untuk membuat alat musik elektronik yang cukup ekspresif, tetapi sekarang, kita sudah memasuki era baru yang memerlukan resolusi lebih tinggi.
MONTAGE M 2.0 OS mendukung resolusi 10 bit (1.024 step) untuk parameter seperti kecepatan, aftertouch (polifonik dan channel), SuperKnob, pitch bend wheel, modulation wheel, 8 knob, 8 fader, foot controller, dan sustain. Dengan kata lain, koneksi MIDI 2.0 diperlukan agar dapat memanfaatkan fitur ini sepenuhnya dalam kombinasi dengan DAW atau perangkat lunak lainnya. Anda tentu saja bisa bekerja tanpa menurunkan kualitas apabila hanya menggunakan MONTAGE M.
MONTAGE M8x juga dilengkapi keyboard baru agar pengguna dapat memanfaatkan kemampuan MIDI resolusi tinggi ini sepenuhnya. Untuk keyboard FSX pada model sebelumnya, nilai kecepatan dihitung dengan mendeteksi kecepatan setiap tuts yang melintas di antara beberapa titik deteksi di sepanjang ketukan. Sebaliknya, setiap tuts pada keyboard GEX pada MONTAGE M8x memiliki coil yang terpasang padanya dan keybed di bawahnya, dan kecepatan terdeteksi menggunakan induksi elektromagnetik yang dihasilkan oleh jarak antara kedua coil. Menekan tuts akan mengurangi jarak antara coil dan mengubah voltase yang dihasilkan pada ujung coil (ketika coil semakin dekat satu sama lain, voltase berkurang dan bunyi yang dihasilkan lebih kuat). Menggunakan jarak antar coil berarti posisi vertikal tiap tuts dapat dideteksi pada lebih banyak titik, sehingga meningkatkan resolusi dan kecepatan dapat ditangkap dengan skala yang lebih rapat. Keyboard GEX juga mendukung polyphonic aftertouch dengan mendeteksi saat tuts ditekan lebih dalam dari biasanya berdasarkan jarak antar coil, sehingga cocok untuk resolusi yang dinaikkan secara drastis di era MIDI 2.0.
Dengan synthesizer, kita cenderung berfokus pada struktur sistem sound engine—analog atau digital, AWM2 atau FM—tetapi fakta bahwa setelah 50 tahun Yamaha terus meningkatkan antarmuka pengguna, keyboard, dan komponen lainnya agar dapat memberi apa yang diinginkan para pemain menjadi bukti bahwa perusahaan ini menganggap synthesizer sebagai alat musik yang layak mendapatkan upaya terbaik dalam pengembangannya.
Mengusulkan Hubungan Baru Antara Software Synth dan Hardware Synth
Sejak penggunaan DAW menjadi sesuatu yang umum untuk membuat musik, cara kita berpikir mengenai hubungan antara software synthesizer dan hardware synthesizer telah banyak berubah.
Setelah gaya produksi berbasis DAW menjadi standar, produser musik mulai melihat hardware synthesizer sebagai keyboard utama, dan para komponis serta penata musik melihatnya sebagai alat untuk bereksperimen dengan motif. Peran baru ini merupakan faktor utama dalam desain Yamaha untuk synthesizer MOTIF.
Kami telah berupaya menyediakan perangkat lunak pengeditan agar suara hardware synthesizer bisa tersedia seperti software synthesizer dengan fungsionalitas antarmuka audio, tetapi pada akhirnya gagal mengubah paradigma penggunaan hardware synthesizer untuk pertunjukan live dan software synthesizer untuk produksi. Mengingat spesifikasi komputer terus meningkat, semakin banyak para musisi menggunakan software synthesizer dalam pertunjukan live mereka, sampai pada tingkat di mana hardware synthesizer sudah tidak diminati lagi.
Di tengah tren ini, sebuah program yang disebut Expanded Softsynth Plugin untuk MONTAGE M, atau ESP, muncul untuk membentuk hubungan baru antara software synthesizer dan hardware synthesizer.
Meskipun ESP dapat digambarkan secara tepat sebagai versi software synthesizer dari MONTAGE M, tetapi kuncinya ada di strateginya. ESP tersedia secara gratis untuk pengguna terdaftar MONTAGE M dan tidak dijual secara terpisah. Di samping itu, karena synthesizer tidak digunakan seperti dongle, synthesizer ini akan berfungsi meskipun tanpa MONTAGE M. Hal ini sangat penting bagi para musisi profesional, sehingga berguna dalam dua kasus:
1. Musisi yang memproduksi musik di rumah dan sering berkunjung ke studio untuk sesi vokal dan mixdown
Akhir-akhir ini banyak musisi yang tampaknya bekerja dengan cara seperti ini. ESP memberi mereka akses ke bunyi yang sama di lingkungan DAW seperti pada MONTAGE M, sedangkan perangkat kerasnya tetap berada di rumah. Di masa lalu, para musisi sering kali membuat file audio untuk dibawa ke studio dan bukannya menggunakan hardware synthesizer, tetapi mengalami masalah, karena mereka tidak dapat mengubah suara selama sesi mixdown. Meskipun plugin synth lain merupakan opsi untuk membuat perubahan besar, tetapi ESP cukup optimal untuk membuat editan kecil.
2. Musisi yang melakukan rekaman saat tur
Banyak musisi yang mengalami masalah saat ingin melakukan rekaman bersama artis saat melakukan tur, sedangkan peralatan mereka sedang dalam perjalanan sehingga belum tersedia. Sebagian orang mengatasi masalah ini dengan membeli beberapa set peralatan yang sama untuk tur dan perekaman, sesuatu yang tidak perlu dilakukan oleh ESP. Keuntungan lain dari ESP yaitu kemampuan untuk memuat suara yang digunakan untuk rekaman baru secara langsung ke dalam MONTAGE M untuk membawakan lagu dalam tur.
Ini menunjukkan cara ESP mengombinasikan keunggulan hardware synthesizer dan software synthesizer sehingga pengguna dapat memperoleh manfaat dari keduanya. Fakta bahwa ESP tersedia secara gratis untuk pengguna terdaftar MONTAGE M mungkin kelihatannya seperti fitur bonus, tetapi idenya yaitu synthesizer MONTAGE M terdiri atas perangkat keras dan ESP. Ini merupakan jawaban Yamaha terhadap perdebatan perangkat keras vs. perangkat lunak saat ini, saat perusahaan merayakan hari jadi ke-50 synthesizer-nya.
50 Tahun ke Depan
Lima puluh tahun telah berlalu sejak Yamaha merilis SY-1 pada tahun 1974. Dimulai dengan proyek untuk meningkatkan ekspresivitas Electone, kami telah melakukan banyak inovasi teknologi dalam sistem sound engine, keyboard, antarmuka pengguna, teknologi akustik, dan masih banyak lagi, yang berpuncak pada rilis MONTAGE M 2.0 pada tahun 2024.
Setengah abad terakhir ini dipenuhi synthesizer yang ada hanya karena Yamaha gigih dan bersungguh-sungguh dalam upayanya untuk mewujudkan cita-cita dan berbagi teknologi khasnya dengan dunia. Banyak cara untuk menggambarkan pendekatan kami dalam menggunakan serangkaian teknologi yang dikembangkan oleh para pendahulu kami untuk menciptakan produk inovatif yang memenuhi kebutuhan dan melampaui ekspektasi zaman, berdasarkan keyakinan kami bahwa synthesizer adalah alat musik untuk menciptakan suara. Salah satunya adalah keinginan kuat untuk menggunakan teknologi Yamaha guna menciptakan alat musik yang menghasilkan bunyi. Mempertahankan aspirasi ini akan mendorong kami menemukan teknologi untuk menulis babak baru dalam sejarah synthesizer selama 50 tahun ke depan dan seterusnya.