Menyatukan Dunia dengan Nilai Berbeda melalui Musik dan Gitar. Wawancara dengan Yuki Kondo

Berita & Artikel

Menyatukan Dunia dengan Nilai Berbeda melalui Musik dan Gitar. Wawancara dengan Yuki Kondo

WORLD FESTIVAL Inc. mendukung dan mempromosikan integrasi budaya melalui hiburan. CEO, Yuki Kondo, menyamakan pendekatannya dengan apa yang dapat dilakukan oleh gitar akustik; untuk memulai sesi jamming dadakan di mana saja, oleh/bersama siapa saja pada waktu tertentu.

 

 

Yuki Kondo

Hiburan Melampaui Batas Antar Bangsa dan Budaya

- Perusahaan seperti apakah WORLD FESTIVAL Inc.itu?

Kondo: Kami mengerjakan berbagai proyek di luar negeri dengan hiburan sebagai pilar utama. Moto kami yaitu mengubah pikiran orang untuk “tidak acuh tetapi menjadi lebih terlibat.” Bila berkenaan dengan masalah lingkungan atau hak asasi manusia atau perselisihan dunia, orang cenderung merasa "tidak ada hubungannya" kecuali masalah tersebut langsung berdampak pada mereka. Pemikiran semacam itu dapat menimbulkan konsekuensi, yang menciptakan masalah besar dan kecil. Saat Anda menunjukkan hal ini kepada orang-orang, Anda harus berhati-hati agar jangan terlalu akademis. Sebab bila tidak, mereka akan menjadi lebih acuh tak acuh. Di situlah kekuatan hiburan menjadi sangat berguna.

- Sebenarnya apa yang Anda kerjakan?

Kondo: Kami merencanakan dan memproduksi konten kreatif untuk klien kami dengan menggunakan media "lunak" seperti film dan musik agar para pemuda sadar akan kegiatan LSM global dan organisasi nirlaba serta perusahaan yang fokus pada "pemecahan masalah sosial" dunia. Kami juga menyelenggarakan dan mengimplementasikan berbagai program. Proyek Omatsuri (Festival) misalnya, bertujuan untuk memberdayakan anak-anak dari negara berkembang dengan cara menghubungkan mereka dengan dunia guna memperluas wawasan dan perspektif mereka. WORLD FESTIVAL LABEL merupakan label musik semua aliran yang mulai kami temukan/kembangkan bakatnya, apa pun kondisinya, dan bantu mereka meluncurkan musik mereka. Dunia ini penuh dengan kegembiraan dan keindahan, dan setiap situasi yang unik tergantung pada latar belakangnya. Kami ingin membuat platform untuk menyajikannya.

Yang paling penting, kami berharap dapat memberikan ruang bagi anak-anak tempat mereka dapat berinteraksi dan merasakan bermacam dunia pada tahap sedini mungkin. Bersosialisasi dengan orang-orang yang berbicara menggunakan bahasa lain, dan membuat sesuatu dengan atau bermain musik dengan orang-orang yang memiliki warna kulit berbeda akan memperluas perspektif dan imajinasi mereka. Penting juga kiranya bagi anak-anak ini untuk memahami pentingnya ikatan bukan hanya dengan orang-orang tetapi dengan dunia sebagai entitas yang lebih besar. Bagaimanapun, mereka adalah masa depan dunia.

Gambar yang ditampilkan di kantor.

2016, Yordania

Saksofon Memberi Saya Kekuatan untuk Menembus Penghalang

- Anda memiliki pengalaman pribadi sebagai seorang anak, yang mengilhami Anda untuk menggunakan hiburan sebagai jembatan komunikasi dengan orang lain, benar?

Kondo: Ya, benar. Saya lahir di Osaka, tetapi keluarga saya pindah ke Oregon saat saya masih kecil karena bisnis ayah saya. Tidak banyak anak-anak Asia di sekitar sini, jadi saya sering kali berjuang di sekolah.

Saat saya tumbuh besar, saya mengambil pelajaran piano klasik, tetapi bermain piano melalui buku menjadi semakin menegangkan bagi saya, dengan mengetahui bahwa musik harus dimainkan secara lebih bebas. Saat itulah saya mendaftar di band jazz sekolah saya dan memegang saksofon alto. Berkat dukungan dari guru, permainan alto saya meningkat. Saya diberi kesempatan bermain solo dalam kompetisi Negara Bagian, dan sekolah kami memenangkan beberapa penghargaan besar! Setelah ini semua teman sekolah saya telah mengakui saya dan memperlakukan saya setara, musik membantu saya menembus penghalang tak kasat mata ini dan berhubungan dengan semua orang. Pengalaman yang berharga.

- Bagaimana Anda bisa sampai memiliki ide menghubungkan masalah sosial dengan musik?

Kondo: Saya belajar Ekowisata di universitas. Pada tahun 2007, kakak kelas saya mengadakan festival musik di Pulau Tanegashima, dan saya berpartisipasi di dalamnya. Meskipun festival itu tidak menguntungkan secara finansial, tetapi pengalaman saya di sana tak ternilai harganya. Di situs, kami memasang stan yang memajang foto-foto satwa korban sampah plastik di lautan. Sebuah keluarga setempat berdiri di sana saat orang tua berbicara tentang pentingnya merawat planet ini untuk anak mereka. Tepat di sebelah mereka, live music sedang berlangsung; orang-orang berdansa mengikuti irama sambil memegang bir. “Ini bagus,” pikir saya. “Ini semacam ruang yang ingin saya ciptakan.” Saat itulah saya mendapat ide. Orang-orang akan menerima situasi yang parah dan sering kali dibiarkan asalkan kondisinya tepat, yang bahkan jika dilakukan melalui filter positif hiburan.

- Jadi, seperti itu visi Anda mulai terwujud?

Kondo: Ya. Setelah lulus dari universitas, saya mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan rekaman, tetapi tidak yakin dengan apa yang benar-benar ingin saya lakukan. Saat itulah organisasi nirlaba Prancis, Secures Populaire Francais (SPF) cabang Jepang mendatangi saya. Mereka mencari sukarelawan untuk memimpin empat siswa sekolah menengah mulai dari Narahamachi (kota yang paling dekat dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi yang hancur setelah Gempa Bumi besar di Jepang Timur) sampai kamp musim panas satu bulan mereka untuk anak-anak kurang mampu di dunia; korban perang, kemiskinan, dan bencana alam. Selama mereka tinggal, anak-anak akan terlibat dalam pertukaran antar budaya. Tentu saja, saya langsung berkata "Ya!".

- Seperti apa kamp tersebut?

Kondo: Organisasi nirlaba dan Palang Merah setempat telah mengumpulkan anak-anak dari 25 negara, termasuk Lebanon, Gaza, Korea Utara, dan Maroko. Tepat saat konflik Sahara Barat memuncak. Namun anak-anak dari zona konflik tersebut berbicara dengan santai dan bertukar ide, sesuatu yang tidak terjadi di tingkat nasional. Pada awalnya, mereka terlihat malu-malu, tetapi lambat laun mereka mulai akrab.

Gitar menjadi bintang di kamp saat itu. Saya membawa beberapa alat musik, tetapi gitar akustik selalu yang paling populer. Segera setelah saya memetik gitar, anak-anak Lebanon berkumpul sambil memegang perkusi, yang memulai sesi jamming. Relawan dari Mali sama bersemangatnya dengan anak-anak. "Biarkan saya memegangnya! Saya belum pernah menyentuh gitar seumur hidup saya!“ katanya.

Dan selanjutnya yang saya tahu, saya dikelilingi anak-anak dari semua bangsa; membuat musik sambil berebut gitar dengan gembira! Dengan merenungkan kembali ke rumah di Jepang, saya yakin bahwa ini adalah kekuatan musik yang sebenarnya. "Untuk momen-momen inilah musik ada!”

2013, Prancis

- Gitar adalah alat musik yang sangat cocok. Gitar merupakan alat musik perkusif dan chordal pada saat yang sama, sempurna sebagai pengiring dan bermain solo. Dan Anda bahkan tidak membutuhkan listrik...

Kondo: Sudah pasti. Sejak itu, saya selalu membawa gitar bila bepergian jika ada kesempatan untuk menggunakannya. Dengan gitar, setiap anak dapat menjadi pahlawan dan menjadi bintang.

Di Filipina, saya mengajak anak-anak berpartisipasi dalam lokakarya penulisan lagu sebagai bagian dari proyek musik WORLD FESTIVAL LABEL kami. Kami bertanya kepada mereka tentang negara, keluarga, impian, cinta, dan mengubahnya menjadi kumpulan lirik dan melodi, lalu menyanyikannya dengan iringan gitar. Kami merekam dan mengerjakannya menjadi sebuah lagu. Semuanya tidak mungkin dilakukan tanpa gitar.

2017, Pulau Cebu, Filipina

- Siapa yang tidak suka gitar ?!

Kondo: Tepat sekali. Tanpa terkecuali, gitar merupakan pilihan pertama semua orang, tetapi jika Anda belum pernah melihat gitar, Anda tidak akan tahu cara memainkannya. Di suatu kesempatan, seorang gadis mulai memukuli bodi gitar menggunakan stik drum. Saya hampir menghentikannya tetapi memutuskan untuk mengawasinya sebentar sampai gitar mulai membuat suara resonansi akibat hantaman pada bodi dan senar. Sangat menyenangkan, sepertinya dia baru saja menemukan cara baru memainkan gitar! (tertawa). Musik adalah tentang menikmati suara. Jika anak-anak menikmati suara atau bahkan kebisingan yang mereka buat dan merasakan getaran yang baik darinya, itulah musik mereka.

2018, Ghana

2015, Ghana

Yamaha dalam "Kehidupan Sehari-Hari" Rakyat Jepang

- Apa visi dan impian Anda untuk masa depan?

Kondo: Saya merasa cukup senang melihat bagaimana bisnis kami berkembang. Kami telah meluncurkan beberapa layanan dan kemitraan bisnis yang baru. Saya ingin kami menjadi perusahaan "tanpa negara", yang dalam artian positif yaitu membangun jembatan melalui musik dan hiburan. Kami perlu menambah staf di luar negeri, menemukan lebih banyak pencipta dan seniman yang memiliki pola pikir serupa. Kami berharap dapat memelihara lingkungan tempat orang dapat benar-benar menghormati dan berempati satu sama lain.

Salah satu impian saya saat memulai perusahaan ini yaitu membuat platform dan pasar bagi para pencipta dan seniman dunia dan menggunakan bakat/karya mereka sebagai alat untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah sosial dan perselisihan. Untuk tujuan tersebut, dan yang lainnya, saya baru saja pindah bersama istri saya ke San Diego. Kembali ke West Coast tempat saya menghabiskan masa kecil, saya senang bertemu orang baru dan mendapatkan lebih banyak teman baru.

Kita sering kali menemukan hal-hal yang tidak biasa dengan intimidasi. Jika Anda belum pernah ke negara tersebut, Anda akan diintimidasi oleh budaya, agama, peristiwa, dan orang-orangnya, atau merasa ada jarak karenanya, merasa "tidak terhubung." Namun, jika Anda memperluas perspektif dan mengevaluasi kembali rangkaian nilai Anda maka Anda juga akan belajar menghargai budaya lain. Melalui keterbukaan pikiran yang hadir bersama musik dan hiburan, saya ingin menghubungkan seluruh dunia. Saya ingin orang-orang lebih ingin tahu tentang negara dan budaya lain selain dari negara dan budaya mereka sendiri. Saya ingin pemikul masa depan kita, yaitu anak-anak kita, merasa nyaman dengan dunia tempat mereka hidup karena hidup ini singkat. Jika kita dapat mencapai itu, pada akhirnya akan membawa kita ke masyarakat yang bebas dari masalah dan perselisihan sosial.

Gitar Akustik Yamaha

Wawancara: Takanori Kuroda

Foto: Nozomu Toyoshima

Yuki Kondo:

CEO dari WORLD FESTIVAL inc.

Merencanakan/memproduksi konten media – “Hiburan x Pemecahkan Masalah Sosial”.

IKUTI KAMI