Bagian 1: Mathieu Dufour menggunakan flute buatan tangan Yamaha.

Yamaha Flute “Seniman Flute Yamaha bertemu Pengrajin Yamaha"

Mathieu Dufour × Keisuke Tanaka

Dufour - Nada tidak diciptakan oleh instrument, tapi dari pemikiran pemusiknya. Instrumen yang hebat akan efektif dan secara halus merespons pikiran pemain.

― Mr. Tanaka dari Yamaha memiliki peran penting bagi Anda. Pertama, saya ingin menanyakan tentang hubungan Anda dengan Mr. Tanaka. Bagaimana kalian bertemu?

DUFOUR – Pertama kali saya bertemu Mr. Tanaka saat saya masih berada di Chicago Symphony Orchestra dan beliau bekerja di Yamaha Grand Rapids, Michigan saat itu. Mungkin sekitar tahun 2005 atau 2006. Sudah lama sekali (tertawa).

TANAKA – Waktu itu di 2006. Salah satu kolega saya akan bertemu pemain trumpet, yang memainkan Yamaha, di Chicago Symphony Orchestra jadi saya ikut pergi bersamanya. Di sanalah saya mendapat kesempatan untuk bertemu Mr. Dufour setelah menginginkannya beberapa waktu, lalu saya memberikan kartu nama dan memperkenalkan diri.

Seperti yang telah diketahui, produsen flute di Boston memiliki kehadiran yang signifikan di Amerika Serikat, dan Yamaha adalah kompetitor yang menantang dominasi pasar mereka. Saya selalu ingin para musisi mencoba instrumen kami, jadi saat saya bertanya apakah dia mau mencoba salah satunya, dia langsung setuju. Saat itu perlu waktu empat jam perjalanan mobil dari Grand Rapids ke Chicago.

DUFOUR - Keisuke mempunyai kepribadian yang ceria dan bersemangat, tidak suka menekan. Dia segera pergi ke aula Chicago Orchestra lalu ke apartemen saya untuk mencoba beberapa model flutenya. Itu pertama kalinya sejak masih menjadi siswa saya memainkan flute Yamaha, tapi saya selalu senang untuk mencoba flute baru. Begitulah saya berkesempatan untuk mencoba flute gold yang mengagumkan... Kapan itu terjadi?

TANAKA – Di tahun 2008, saat model flute handmade Seri 900/800 pertama kali diperkenalkan. Mr. Dufour sangat puas dengan Seri 900/800 dan sejak saat itu kami memulai proses penyesuaian instrumen untuk memenuhi kebutuhan tepatnya Mr. Dufour. Saya ingat Mr. Dufour memainkan flute gold tetapi katanya lebih menyukai suara flute silver. Rasanya bahagia sekali saat dia berkata, "Kami tidak punya satupun teknisi hebat di Chicago. Kamu mau tinggal di sini?"

DUFOUR - Tapi, semuanya berjalan kurang lancar.

TANAKA - Setelah itu saya kembali ke kantor utama di Jepang dan mengalihkan peran saya kepada staf di Amerika Serikat untuk menangani Mr. Dufour. Tapi, semua staf Yamaha bekerja sebagai satu tim dan hubungan kami dengan Mr. Dufour di Jepang masih berlanjut terus tumbuh dan berkembang hingga sekarang.

"Saya jatuh cinta pada nada saya sendiri."

― Apa kesan pertama Anda saat memainkan Seri 900/800 untuk pertama kalinya?

DUFOUR - Secara mekanis, flute itu sangat kuat dan saya rasa dapat menjadi instrumen yang dapat diandalkan. Suaranya lembut dan memiliki tingkat nada yang luas. Yang paling mengesankan saya adalah pitchnya. Hampir tidak ada perbedaan dalam register pitchnya sehinga mudah untuk dikombinasikan dengan instrumen lain.

Setelah itu, saat kami sudah hampir menyelesaikan flute saya dengan sedikit penyesuaian yang saya minta, saya ingat memainkannya di aula simfoni untuk pertama kalinya. Saya mengagumi suara yang saya buat dan jatuh cinta pada nada saya sendiri.

Saya merasakan hal yang sama pada flute saya sekarang seperti dulu.

TANAKA - Saat pertama kali menerima komentar dan penilaian Mr. Dufour, saya pikir, "Kami berhasil!"

Model Seri 900/800 belum pernah ada di rangkaian produk Yamaha sebelumnya. Kami bekerja sama dengan Mr. Andras Adorjan untuk mengembangkan model ini, dan hal terpenting saat membuatnya adalah memperbesar kapasitas instrumen sehingga tidak hanya menjadi yang terbaik bagi Mr. Adorjan tetapi juga dipilih oleh semua jenis pemain flute. Ini sangat berarti dan memberi semangat bagi kami saat mendengar Mr. Dufour mengapresiasi flute kami sebelum mulai dijual.

DUFOUR - Kesan pertama saya, belum ada instrumen yang begitu selaras dengan permainan saya sebelumnya. Walaupun saya menemukan instrumen yang saya sukai, saya selalu memiliki masalah dengan sesuatu yang tidak bisa lepas dari pikiran saya.

TANAKA - Hingga saat itu, saya sudah sering mendengar bahwa Yamaha dijadikan pilihan kedua, tetapi sedikit pemain flute yang menjadikannya pilihan pertama. Saat Anda mencoba membuat instrumen yang terdengar seperti flute yang bisa dimainkan semua orang, hasilnya pasti sebagai instrumen biasa. Kami memiliki ide untuk menembus batas ini dengan membuatnya lebih mudah ditiup atau sedikit lebih berat untuk memberikan sedikit ketahanan. Kami mengerjakan Seri 900/800 dengan Mr. Adorjan, kadang-kadang hampir berdebat dalam prosesnya, saat mencari spesifikasi yang disepakati untuk Seri 900/800.

― Mr. Dufour, dalam wawancara sebelumnya (edisi no. 383, Juli 2013) Anda mengatakan bahwa alat musik Yamaha bagus karena "pas".

DUFOUR - Saat istilah "pas" digunakan sebelumnya, istilah ini berkonotasi negatif dan artinya alat musik kami tidak punya karakter. Tapi sejak saat itu, ada kemajuan besar dalam teknik produksi dan sekarang kami bisa membuat instrumen dengan karakteristik pribadi dengan tidak mengurangi hal yang ditawarkan oleh pemain. Saat ini, bagi saya, frasa ini berarti instrumen yang bisa digunakan oleh semua pemain untuk menemukan suara mereka sendiri dan benar-benar instrumen berkualitas yang mewujudkan arti sebenarnya dari istilah "pas".

TANAKA – Ini adalah moderasi luas untuk membuka ranah kemungkinan dan imajinasi para pemain flute daripada moderasi yang sempit membuatnya ketat dan terbatas.

DUFOUR - Ada beberapa instrumen yang akan menguatkan satu warna atau nada, tidak peduli pemain flute suka atau tidak. Sulit mengubah tekstur suara yang dihasilkan oleh instrumen seperti itu. Nada tidak diciptakan oleh alat musik, tapi oleh jiwa pemain. Alat musik yang hebat akan efektif dan secara halus menanggapi ke pikiran pemain.

Saya ditawarkan model silver offset Seri 900/800…

― Saat ini Anda menggunakan Seri 900/800 gold 14K, tapi sebelumnya Anda pernah menggunakan Seri 900/800 silver pada pertunjukan Anda di Tokyo dan Osaka (27 Juli di Yamaha Hall dan 29 Juli di Abeno Ward Community Center di Osaka).

DUFOUR - Saya tidak punya preferensi khusus untuk jenis material tertentu. Ada sedikit masalah dengan flute saya saat ini, lalu Keisuke menawarkan Seri 900/800 silver kepada saya, dan kebetulan juga bagus. Instrumen hebat dengan nada jelas dan lembut yang indah.

Banyak orang tertarik dengan flute gold mungkin karena terbuat dari emas. Flute ini mungkin memiliki dampak yang besar secara mental karena indah dan mahal. Saat Anda mulai bermain dengan flute silver, Anda akan selalu bermimpi memainkan flute gold suatu hari nanti. Saat impian itu terwujud, Anda akan terpikat dengan materialnya yang sangat bagus, bukan kualitas instrumen itu sendiri. Konsepnya sama dengan kalung, dan itu sebabnya kalung emas terlihat lebih indah daripada kalung silver. Tentu saja ada perbedaan dalam kualitas suara dari kedua instrumen ini. Flute gold akan lebih memiliki suara yang besar dan berat sedangkan flute silver akan memiliki nada yang lebih jelas dan lembut.

TANAKA - Contohnya, jika Mr. Dufour meminta suara tiga dimensi yang sedikit lebih solid, maka dia tidak perlu memikirkan materi yang berbeda. Saya lah yang bertugas memikirkannya, dan dalam hal ini saya akan menyarankan agar dia mencoba menggunakan instrumen silver. Dengan situasi ini, kami bisa mendapat wawasan dan pengetahuan baru. Saya percaya kami bisa memberi pilihan seperti ini sejalan dengan seniman karena hubungan lama kami selama bertahun-tahun.

― Pada resital, saya perhatikan Anda menggunakan Seri 900/800 offset.

DUFOUR - Itu pertama kalinya saya menggunakan flute offset dalam hidup saya. Ini juga merupakan saran dari Keisuke.

Dalam sejarah bermain flute selama 35 tahun, saya hanya bermain flute inline. Tapi sejujurnya, saya tidak menyangkal fakta bahwa tangan kiri saya selalu merasa sedikit tidak nyaman. Bentuk dan ukuran tangan setiap orang sedikit berbeda, dan dalam kasus saya, saya memiliki telapak tangan yang besar tetapi jari-jari saya lebih pendek. Makanya saya harus memegang flute inline dengan sedikit menekuk dan ini membuat tangan saya sedikit tegang. Keisuke juga satu-satunya orang yang menyarankan menempatkan cork pada key untuk telunjuk kiri.

TANAKA - Ada beberapa hal yang bisa dan tidak bisa kita lakukan saat menyesuaikan flute Mr. Dufour. Kami tidak bisa memanjangkan key sehingga saya sarankan memakai cork.

Masalah muncul 5 menit sebelum penampilan dimulai

― Dari sudut pandang teknisi, tipe klien seperti apakah Mr. Dufour?

TANAKA – Mr. Dufour adalah orang yang mengungkapkan permintaannya secara detail dan jelas tanpa membuat Anda mengira-ngira apa yang diinginkannya. Tapi permintaannya sangat tinggi dan memecahkan masalah bukanlah hal yang mudah.

DUFOUR - Saya pikir saya adalah orang yang berfokus pada detail-detail kecil dan selalu di tengah-tengah dari seluk beluk, untuk kebaikan atau keburukan. Jika ada kebocoran kecil saja dari kunci, saya langsung segera merasakan efeknya pada kebebasan berekspresi saya. Saya bukan teknisi, jadi saya tidak tahu apa penyebab masalahnya.

Kemarin, tepat sebelum resital di Osaka saya mengalami masalah. Hari itu sangat panas dan lembab, dan AC bekerja terlalu banyak. Setelah sound cek saya merasa ada masalah dengan salah satu key jadi saya menanyakan hal ini pada Keisuke. Dia sedikit mengendurkan salah satu key dan masalah selesai untuk sementara. Tapi kemudian saya merasa seperti kehilangan suara yang halus.

TANAKA - Saat saya mengendurkan key untuk menyesuaikan pad, maka efeknyna membuat kualitas suara agak kasar. Kami dihadapkan pada masalah memilih satu atau yang lain. Ini terjadi lima menit sebelum resital dimulai. Di dalam aula kemarin udaranya dingin meskipun di luar sangat lembab, sehingga air menetes dari instrumen, lalu Mr. Dufour bercanda mengatakan bahwa ini seperti tsunami.

DUFOUR - Flute tidak cocok dengan AC. Di Jepang, ada perbedaan dalam hal kelembapan dan suhu di dalam aula dibandingkan di luar dan ini bisa merusak instrumen. Keisuke selalu dekat untuk membantu masalah yang mungkin saya alami saat saya bermain di Jepang. Apakah menurut Anda Yamaha bisa membuat tiruan miniaturnya? (tertawa) Jika mungkin, saya bisa bermain di mana saja di dunia dengan tenang karena tahu dia ada di sisi saya.

Fluktuasi suhu dengan musim dingin adalah musuh bebuyutan flute. Semakin rendah suhunya, sambungan bawah menjadi semakin dingin, sehingga menyebabkan nada rendah menjadi datar dan nada tinggi menjadi tajam karena sambungan head joint menjadi panas karena napas Anda. Sulit untuk selalu melakukan penyesuaian saat bermain.

Sebuah kejadian mengejutkan di Berlin Philharmonic

― Tahun lalu Anda pindah dari Chicago Symphony Orchestra ke Berlin Philharmonic. Apakah lingkungan pertunjukan mengalami banyak perubahan?

DUFOUR – Keduanya merupakan orkestra yang hebat, tapi saya jatuh cinta pada Berlin Philharmonic sejak kecil dan sudah menjadi impian saya untuk bermain didalamnya.

Satu hal yang saya rasakan setelah bergabung dengan Berlin Philharmonic adalah kekayaan gagasan yang luas setiap anggotanya, suara mereka yang sangat indah dan gaya bermain yang sangat fleksibel. Ke pult manapun Anda lihat, setiap anggota string adalah ahli musik di bidangnya. Rekan pemain flute saya, Emmanuel Pahud, adalah solois terkenal yang tak perlu diperkenalkan lagi dan orang-orang seperti dialah yang membuat orkestra ini. Walau begitu, semua anggota orkestra ini tampak benar-benar mencintai musik saat bermain bersama. Itulah yang paling membuat saya terkesan.

― Apakah Anda bisa bermain dengan inisiatif Anda sendiri daripada sebelumnya?

DUFOUR - Ya. Dengan kata lain, Berlin Philharmonic seperti ruang orkestra yang besar. Sebenarnya ada beberapa kelompok orkestra dalam orkestra ini dan mereka aktif di panggung global. Siapa pun yang menjadi konduktor, hal pertama yang kami lakukan adalah saling mendengarkan permainan satu sama lain, lalu kami melihat konduktor. Jika saat kami tidak bermain bersama dengan baik, pertama-tama kami perbaiki masalah kami sendiri dulu, dan berbicara satu sama lain untuk menghasilkan kesimpulan. Itulah mengapa orang-orang di Berlin Philharmonic jarang mengeluh kepada konduktor seperti orkestra lain di luar sana.

― Apakah menurut Anda selera suara Anda telah berubah?

DUFOUR - Pertama, suara di dalam aula berbeda. Suara oboe yang dimainkan di sebelah Anda di Amerika Serikat dan Eropa juga berbeda. Bisa dibilang bahwa semangat tantangan terus ada di Berlin Philharmonic sampai sekarang seperti waktu saya di Chicago Symphony Orchestra yang indah untuk waktu yang lama. Tapi, itu tantangan yang seru dan menyenangkan.

Jadi, saya tidak bermalas-malasan di Berlin Philharmonic. Di sini saya selalu didorong untuk kreatif dengan penampilan saya. Awalnya saya agak ragu untuk memaksa diri, tapi orang-orang di sekitar saya mendorong saya untuk mengerahkan seluruh kemampuan. Dengan kata lain, mereka memilih saya karena berharap karakteristik pribadi saya dapat memberi perspektif baru pada orkestra. Saya sangat terkejut dengan sikap ini.

Misalnya, ada dua pemain utama oboe; yang satu orang Jerman (Albrecht Mayer) dan yang satu lagi orang Inggris (Jonathan Kelly). Keduanya menghasilkan suara dan bermain dengan berbeda. Tapi meskipun metode mereka berbeda, tujuannya selalu sama. Mereka tidak mencoba mengatur saya dengan cara bermain tertentu, tapi membimbing saya dengan bermain bersama. Berlin Philharmonic tidak mencoba untuk menggabungkan semua menjadi satu suara, tapi mencoba bermain bersama untuk menciptakan sebuah musik dan tidak peduli dengan caranya selama tujuannya sama. Begitulah cara kami terus berusaha menciptakan musik yang baru dan tradisi kami sendiri.

TANAKA - Kisah yang mengesankan. Mengingatkan saya bahwa saya adalah alat yang mengikuti Anda untuk memperbesar penampilan Anda saat menjadi yang terbaik di masa depan. Kami bertekad untuk membuat instrumen yang memenuhi keinginan seniman saat mereka maju dan kami akan terus membuatnya untuk mereka. Komunikasi antara kedua pihak akan menjadi lebih penting di masa mendatang.

DUFOUR - Saya percaya bermain musik berarti terus berkembang sebagai musisi. Pertunjukan musisi akan terus berubah selama dia adalah manusia dan seorang musisi. Inilah mengapa saya telah berganti instrumen beberapa kali selama bertahun-tahun. Pemikiran saya tentang suara terus berkembang dan saya belum pernah benar-benar puas.

Tapi saya tidak merasa perlu berganti instrumen karena telah memiliki Yamaha Seri 900/800. Alasannya adalah karena tingkat kebebasan yang diberikan. Ini bukan tentang bagaimana Anda diberi instruksi untuk bermain, tapi mampu memainkan instrumen seperti yang Anda inginkan. Saya memiliki ide yang ingin saya capai dan instrumen saya lah yang membantu saya mencapainya. Tentu masing-masing Seri 900/800 memiliki karakteristiknya sendiri dan menurut saya sifat utamanya adalah fleksibilitas. Saat saya menjadi juri kompetisi, seringkali saya bisa produsen flute mereka dari permainan para musisi, tapi sulit membedakan flute Yamaha. Saya rasa itu salah satu keunggulan flute Yamaha.

TANAKA – Ketika Anda memakai flute Yamaha, kami ingin mendengar bagaimana suara Anda, bukan bagaimana suara Yamaha. Itulah harapan utama kami saat menciptakan setiap alat musik. Peran kami adalah memberi Anda alat untuk menunjukkan karakteristik pribadi Anda sebagai pemain dengan hati dan isi pikiran Anda.

*Artikel ini mulanya terbit di majalah bulanan bahasa Jepang "PIPERS" dari Oktober sampai Desember 2016 dan menyertakan konten yang sama saat wawancara.

Mathieu Dufour

Mathieu Dufour, kelahiran Paris, sudah bermain flute sejak usia delapan tahun. Awalnya dia belajar di bawah bimbingan Madeleine Chassang, lalu Maxence Larrieu di Conservatoire National Supérieur Musique de Lyon. Dia telah memenangkan sejumlah kompetisi, termasuk Concours de flûte Jean-Pierre Rampal. Karir profesionalnya dimulai tahun 1993 sebagai pemain flute utama di Orchestre National du Capitole de Toulouse. Pada tahun 1996, ia pindah ke Orchestre de l'Opéra National de Paris dengan posisi yang sama. Kemudian Daniel Barenboim menggandengnya sebagai pemain flute utama untuk Chicago Symphony Orchestra di tahun 1999.

Selain di orkestra, ia juga sering tampil sebagai solois di bawah konduktor Daniel Barenboim, Pierre Boulez, Christoph Eschenbach, dan Fabio Luisi, di antaranya. Ditambah lagi, sebagai musisi ruangan, dia bekerja bersama Mitsuko Uchida, Pinchas Zukerman, Trio Kalichstein-Laredo-Robinson dan Julia Fischer. Pada Mei 2014, Mathieu Dufour memenangkan audisi untuk posisi flute utama di Berliner Philharmoniker.

Keisuke Tanaka

Manajer Flute, Piccolo, di Tim Desain Woodwind Yamaha Corporation. Mr. Tanaka telah mendukung para pemain flute dari seluruh dunia.

Tautan Terkait