RIVAGE PM10 Menghantarkan Nuansa Magis di Tur Perdana Bedknobs & Broomsticks

Dibandingkan dengan film-film musikal klasik Disney lain, Bedknobs & Broomsticks relative terlambat diadaptasi sebagai pentas musikal. Sekarang ini cerita tentang tiga pengungsi perang dan dunia khayalannya telah dapat disaksikan melalui tur perdana di Inggris dan Irlandia. Sound designer Garety Fy memilih Yamaha RIVAGE PM10 digital mixing system yang disediakan oleh Orbital Sound dari London untuk mengangkat tema magis pertunjukan ini.

Sebagai pemenang dari beberapa penghargaan Olivier dan Tony Award untuk sound designer Harry Potter & The Cursed Child, the Cat in the Hat, The Encounter, Black Watch, dan masih banyak lagi pertunjukan lainnya, Gareth telah mengamati dengan seksama perkembangan Yamaha RIVAGE PM Series sejak ia menghadiri peluncurannya tahun 2014 di Tokyo. Dengan implementasi fitur-fitur penting untuk teater dalam update firmware gratis tahun kemarin, Gareth dengan senang hati memasukannya ke dalam rider produksi untuk tur.

“Ada banyak hal baik tentang RIVAGE PM, tetapi sebelum penambahan fungsi ekstra untuk teater, menggunakan console ini untuk menjalankan pertunjukan dengan waktu lama tidak terlalu mudah.” ujarnya. “Tapi sekarang RIVAGE PM ini memiliki semua yang kita butuhkan, terutama untuk pertunjukan musikal, dan sangat mudah dioperasikan untuk produksi tur yang berganti venue setiap minggu.”

Gareth Fry

Gareth dan sound engineer produksi Tom Lisham bersiap untuk tur di bulan Mei, yang diawali di kota Newcastle di pertengahan Agustus. Tur ini melanglang buana ke 27 kota sampai dengan Mei 2022. Selain libur sebulan di kota Leeds pada saat Natal, pertunjukan ini akan berlangsung di lokasi yang berbeda setiap minggunya, dan selesai di hari Minggu, kemudian pada Selasa malam telah berada di venue berikutnya. “Jadwalnya sangat ketat dan padat untuk setting alat dan melakukan soundcheck, dengan kondisi akustik yang berubah-ubah, elemen sistem yang berpindah-pindah tempat dan banyak hal lain yang sangat mungkin terjadi dalam waktu yang teramat singkat,” ujar Gareth.

Pertunjukan ini memiliki 12 alat orkestra dan 24 mikrofon nirkabel untuk para pemeran. Ada 64 channel musik live, dengan 16 channel playback, beberapa reverb dan channel-channel efek lain. Semua musisi menggunakan personal monitor, dengan banyak output mix didedikasikan untuk mereka. Hampir semua 72 mix terpakai, ditambah 16 output matrix.

“Tentu saja keandalan itu sangat penting – dan keandalan Yamaha sungguh luar biasa – tapi keuntungan buat kami adalah dua orang dapat bekerja di console yang sama secara independen,” ujar Gareth. “Tentu saja, ada beberapa pertunjukan memiliki dua operator di console dan operator ketiga bekerja menggunakan app StageMix di iPad, semuanya melakukan hal yang berbeda-beda pada satu waktu. Ini berarti Tom dan saya dapat melakukan pengaturan untuk mikrofon dan sistem speaker, sementara Charless Parry, sound engineer FOH kami dapat me-mix pertunjukan tanpa gangguan.”

“Sebagai sound designer, kemampuan untuk berkeliling auditorium, panggung, atau lokasi orkestra dengan kontrol berkualitas tinggi melalui StageMix juga membangun kepercayaan dan rasa percaya diri yang lebih besar dengan para pemeran dan musisi.”

“Kita tampil di tempat-tempat yang penuh sesak, pertunjukan ini adalah pertunjukan pertama yang saya lakukan sejak pandemic, dengan tidak menggunakan protokol social-distancing untuk para audiens. Begitu pintu terbuka, tidak seorang pun dari FOH dapat ke backstage ataupun sebaliknya. Keuntungan lain dari app StageMix adalah dimungkinkannya mengontrol mixer dari panggung. StageMix memberikan fleksibilitas yang kami butuhkan.

Charles Parry di depan RIVAGE PM10

Dia melanjutkan, “Salah satu elemen penting dari operasional RIVAGE PM adalah sistem ini membuat kita bisa memilih seorang pemeran dan memprogram settingan mereka ke dalam pertunjukan. Jika seorang pemeran utama berhalangan karena sakit, seseorang akan menggantikan perannya, dan peran orang tersebut kemudian digantikan oleh orang lainnya. Jadi, jika ada satu orang yang berhalangan, maka ada dua orang atau lebih yang akan beralih peran, sesuatu yang sering kami lihat di era COVID-19.

“Sebelumnya kami harus memprogram seluruh console dengan setelan EQ yang berbeda, pengaturan gain dan dinamika yang disesuaikan dengan setiap babak dimana para pemeran pengganti itu muncul – prosesnya lama dan berbelit-belit, kesulitan akan bertambah apabila info yang diberikan baru datang setengah jam sebelum pertunjukan berlangsung, atau jika seorang pemeran cedera di tengah waktu pentas. Software update terbaru dari RIVAGE PM membuat pemrograman setting seorang pemeran ke sebuah peran menjadi sangat mudah dan cepat. Anda dapat langsung melihat apa yang terjadi, meminimalkan kesalahan ketika programming.”

Bersama RIVAGE PM10, Gareth juga menggunakan prosesor sinyal Yamaha MRX7-D di Bedknobs and Broomsticks. Prosesor ini juga berperan penting di produksi Harry Potter and the Cursed Child. “MRX7-D telah menjadi perangkat standar saya selama beberapa tahun. MRX7-D ini dipakai sebagai sistem prosesor utama untuk semua loudspeaker, untuk mengelola semua level suara, semua EQ, delay matrix, semua kebutuhan routing dan solusi-solusi minor yang seringkali harus dibutuhkan saat kita melakukan live event,” ujar Gareth.

Kembali ke console, produksi pertamanya menggunakan system RIVAGE PM10 terbukti sukses. “Saya sangat bahagia. Mixer ini bersuara sangat bagus, reverb Bricasti mempercantik suaranya dan kontrol di console sangat intuitif,” ujarnya.

“Ada benang merah desain yang dapat ditemui pada semua mixer digital Yamaha, dan itu sangat bagus. Jika Anda bisa menggunakan QL1, hanya dibutuhkan waktu 15 menit untuk beradaptasi dengan sistem ini. Hampir semua kru telah memiliki pengalaman memegang Yamaha, sehingga proses belajar RIVAGE PM10 kami terasa sangat mudah. Baik Charles dan Samantha Mullis, asisten engineer, cepat beradaptasi dengan console ini. Dimana semua terasa familiar dan mempercepat alur kerja kami.”

“Pertunjukan Harry Potter and the Cursed Child dibuka di Tokyo tahun depan dan, dimana sebelumnya kami menggunakan dua console untuk mengurus playback audio dan sound reinforcement secara terpisah, sekarang kami menjajaki kemungkinan menggunakan hanya satu RIVAGE PM5.”

Inggris dan Irlandia

RIVAGE PM Series

Untuk sepenuhnya mendukung para sound engineer yang mendukung para artis dan pemain musik, Yamaha sama sekali tidak mengompromikan kualitas. Semua aspek seperti suara, pengoperasian, dan keandalan harus menjadi yang terbaik, dan diimplementasikan dengan cara yang memungkinkan sound engineer berkonsentrasi penuh untuk membantu seniman dan pemain menyampaikan pesan mereka. RIVAGE PM series mewujudkan ideal ini di tingkat tertinggi, menghubungkan teknologi, seni, dan audiens dengan gelombang yang melingkupi dunia.

MRX7-D

Kontrol yang sederhana dan fleksibel untuk sistem suara yang rumit dan berkapasitas tinggi