Dalam Proses: Pusat Kesenian Komunitas Baycourt

Kiri-Kanan: Dale Henderson (Teater Baycourt), Greg Wakefield, Sam Wakerley dan Jordan Bailey

Kontribusi artikel oleh Worship AVL

Sebuah komunitas teater di Bay of Plenty di New Zealand menjadi venue pertama di negara ini untuk memasang sebuah sistem Yamaha RIVAGE PM5, dilaporkan oleh Richard Lawn dari ProAVL Asia.

Terletak di jantung Tauranga, Pusat Kesenian Komunitas Baycourt telah menghibur dan menginspirasi para penonton dari anak sekolah sampai penggiat fanatik opera sejak 1983. Manajer teknik Dale Henderson sudah bekerja sebagai teknisi di tempat ini tiga tahun sejak teater ini diresmikan. Selain bekerja mempertunjukan para artis lokal, nasional sampai internasional di teater utama Addison, Henderson juga bertugas untuk selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam teknologi audio video dan tata cahaya.

Setelah melakukan mixing di pertunjukan Les Misérables di tahun 1995, salah satunya menggunakan Yamaha ProMix 01 untuk 16 mikrofon wireless, Henderson semakin tertarik dengan merek Jepang ini. Selama dua dekade, Baycourt meng-upgrade mixer ProMix 01 dengan spesifikasi lebih tinggi dari digital console Yamaha termasuk 01V96, M7CL-48 dan M7CL-48ES. Tahun kemarin, Henderson merekomendasikan untuk mengganti Yamaha M7CL tersebut karena telah melayani teater tersebut selama 13 tahun.

Addison Theater, kapasitas 588 kursi di Baybourt

Sebagian besar penampil di Addison Theater memiliki operatornya sendiri, sehingga Henderson lebih banyak me-mixing pertunjukan komunitas teater atau sekolah-sekolah lokal. “Kami memiliki dua M7CL di posisi FOH untuk mixing komunitas teater dan pertunjukan musikal yang lebih besar,” ujar Henderson. “Satu M7CL menangani lebih dari 30 channel mikrofon wireless dan yang lain menerima input mikrofon dari band atau orkestra di panggung. Saya telah mengoperasikan banyak mixer selama karir saya, tapi karena keandalan, kemudahan penggunaan & fitur intuitif, saya tertarik ke pada Yamaha.

Yamaha RIVAGE PM5 adalah satu dari console Yamaha yang baru diluncurkan dan terpilih untuk proses pengadaan atas nama komite RFP (proposal permintaan) yang ditunjuk oleh Dewan Kota Tauranga. Selain Henderson, panelis juga terdiri dari koordinator operasi teknis Jordan Bailey dan konsultan eksternal dan systems engineer Bjarne Hemmingson, yang baru saja pulang dari US saat pandemi. Ketiganya mengambil bagian dalam sebuah proses evaluasi tutup mata, secara independen menilai atribut-atribut kriteria termasuk jumlah fader, layer dan layout, dengan RIVAGE PM5 menerima penilaian tertinggi. “Konfigurasi 12 fader yang tersebar di 3 bay adalah ideal untuk kebutuhan kami,” lanjut Henderson. “Satu PM5 lebih dari cukup untuk memenuhi kedua kebutuhan mixing secara simultan, meyakinkan kami untuk kebutuhan hanya satu operator. Kedalaman mixer yang dikurangi membuat kontrol lebih mudah diakses, meski saya dapat membuat pengaturan detail menggunakan meter yang terletak di samping fader. Tiga display touchscreen kapasitif 15” yang menampilkan settingan channel terpilih sangatlah intuitif.”

Dilengkapi dengan sebuah kartu I/O digital HY144-D, RIVAGE PM5 menawarkan kompabilitas dengan protokol Yamaha TWINLANE dan Audinate Dante lewat koneksi Ethernet Gigabit. “Menyambungkan terminasi bahan tembaga sangat membuang waktu dan tenaga,” ujar Henderson. “Dengan setup PM5 ini, saya dapat memposisikan rak Rio3224 dekat dengan input mikrofon sebelum menyambungkannya ke console menggunakan sebuah kabel Cat6 untuk manajemen dan monitoring sistem full lewat jaringan. Tambahannya, integrasi antara sistem mikrofon wireless Shure ULX-D ke GUI Yamaha merupakan bonus. Dari satu layar di console, saya dapat mendeteksi receiver dan transmitter wireless, patching setiap sistem ke chanel input dan memonitor parameter seperti status baterai, RF dan level sinyal audio.”

Sistem Yamaha RIVAGE PM5 ini disuplai oleh distributor Yamaha MusicWorks, dan diinstal oleh Intec Systems dari Auckland, spesialis di desain dan pemasangan sistem audio, lighting & video. Ekosistem ini menggabungkan sebuah control surface CS-R5, sebuah engine prosesor DSP-RX dan tiga buah rak I/O Rio. Selain memesan sistem RIVAGE PM5 pertama di Selandia Baru, Baycourt juga mengambil sebuah mixer ringkas QL1 untuk digunakan di acara-acara dansa sekolah yang lebih kecil. “Setelah acara besar, kami dapat menyimpan PM5 dalam casenya, lalu menggunakan QL1 untuk memperpanjang umur PM5,” ujar Henderson.

Debut Yamaha RIVAGE PM5 pada latihan Les Miserables

Sistem loudspeaker di teater diperbarui tahun 2018 mengunakan line array dari Adamson IS Series berdasarkan penilaian komite RFP. “Kriteria yang mesti dipenuhi adalah kecocokan untuk aplikasi teater musikal dan band tur, kejernihan, kehangatan dan cakupan suara yang merata di venue,” ingat Mike Hughes dari Intec Systems. “Dengan pengalaman kami sebelumnya dengan Adamson dan produk IS Series, kami tahu bahwa kriteria tersebut akan terpenuhi bahkan dilebihi.”

Intec Systems menggunakan software simulasi Adamson, Blueprint AV selama proses desain. “Tender ini menginginkan simulasi EASE, tapi Blueprint adalah sebuah alat bagus untuk mengatur sudut pemasangan dan memonitor hasilnya,” lanjut Hughes. Distributor Adamson, Direct Imports menyuplai delapan kabinet IS7 dan dua subwoofer IS118 digantung secara tepat, dengan dua IS118 lagi disusun dengan cara ground stack di bawah array.

IS7 digantung di luar bingkai prosenium panggung untuk menjamin bahwa semua tempat duduk mendapatkan suara yang baik dan panel sayap teater dapat bekerja tanpa halangan. “Audio terdengar baik dan jernih diseluruh venue, tanpa peak dan perbedaan warna suara seperti di sistem sebelumnya.” tambah Henderson. “Sungguh nikmat memiliki sistem yang dapat mengeluarkan suara bass ke seluruh teater tanpa menganggu pementasan dan ruang publik.”

Dua power amplifier Lab Gruppen D 80:4L dan satu D 20:4L digunakan sistem ini dengan parameter digital diatur menggunakan software prosesor Lake. “Kami tidak ingin menggunakan IEM, jadi kami memasang delapan speaker passive EM Acoustics M-C12 sebagai floor monitor dipanggung untuk para penampil,” lanjutnya.

Henderson juga menyelesaikan upgrade untuk peralatan lampu teater, dengan menambah lampu dari Aryton Eurus, seri lampu multi fungsi terbaru dari program Slim-21 untuk memperkecil ukuran lampu dan mengurangi beratnya.

Dengan ditutupnya kisah Yamaha di Pusat Kesenian Komunitas Baycourt, sistem RIVAGE PM5 akan memulai pelayanannya dengan satu lagi produksi Les Misérables yang seharusnya dibuka di Januari. Sayangnya, pertunjukan ini ditunda sehari sebelum acara—salah satu korban akibat pandemi. Akan tetapi, operator Gareth Wallis sempat mencobanya di periode latihan. “RIVAGE PM5 sungguh sangat menyenangkan untuk dipakai dan membuat mengoperasikan sebuah show yang kompleks ini serasa mengalir,” ingatnya. “Saya terutama sangat terkesan dengan kemampuan memiliki backup mikrofon yang bisa aktif dengan sekali tekan tombol, dan banyaknya preset EQ di setiap channel sangatlah menghemat waktu.”

Akhirnya di acara Tauranga Festival Jazz Nasional di bulan Juni, disusul We Will Rock You di bulan September, Yamaha RIVAGE PM5 milik Baycourt dapat akhirnya unjuk gigi dengan sukses.

Tauranga, Selandia Baru

RIVAGE PM Series

Untuk sepenuhnya mendukung para sound engineer yang mendukung para artis dan pemain musik, Yamaha sama sekali tidak mengompromikan kualitas. Semua aspek seperti suara, pengoperasian, dan keandalan harus menjadi yang terbaik, dan diimplementasikan dengan cara yang memungkinkan sound engineer berkonsentrasi penuh untuk membantu seniman dan pemain menyampaikan pesan mereka. RIVAGE PM series mewujudkan ideal ini di tingkat tertinggi, menghubungkan teknologi, seni, dan audiens dengan gelombang yang melingkupi dunia.

QL series

Konsol QL series menawarkan kemampuan mixing, pemrosesan, dan penataan alur sinyal yang lengkap dalam satu paket untuk acara live sound skala kecil hingga menengah, acara pidato perusahaan, instalasi, dan masih banyak lagi.