‘Band Rock Terbesar di Dunia’ Mengandalkan Yamaha

Pada bulan Juli 2015, sebuah rencana yang ambisius telah dibuat untuk mendapatkan perhatian dari Foo Fighters dan meyakinkan mereka untuk bermain di Cesena, Italia, dengan mengumpulkan seribu musisi untuk membawakan lagu mereka, Learn to Fly. Video acara tersebut menjadi viral dan Foo Fighters sepatutnya tampil di kota itu empat bulan kemudian. Namun, itu baru permulaan... Kini di acara tahunan, tahun ini mixer digital Yamaha mendapatkan tugas untuk melakukan mixing pada sebuah band yang terdiri atas lebih dari 1500 anggota.

Rockin'1000 That Live telah menjadi sangat sukses, sehingga selama dua tahun terakhir ’band rock terbesar di dunia’ tersebut harus pindah ke Stadio Artemio Franchi yang lebih besar di Firenze (Florence), sekitar 2,5 jam perjalanan dari Cesena.

Yamaha Commercial Audio Italia merupakan mitra teknis acara ini dan pada tahun ini staf dihadapkan dengan tugas besar untuk melakukan mixing Front of House dan pemantauan untuk 18 lagu, pertunjukan dua jam rock klasik oleh band yang terdiri atas lebih dari 1.500 penyanyi, gitaris, gitaris bass, drummer, pemain keyboard, dan pemain alat musik tiup.

Dengan jumlah channel lebih dari 300, sistem mixing digital RIVAGE PM10 digunakan untuk mix FoH, yang dilengkapi dua control surface CSR-10, empat buah RPio622 dan satu I/O rack RPio222 di fibre optic ring TWINLANe. Sistem ini bekerja berdampingan dengan jaringan Dante, yang mencakup mixer digital QL5 dan QL1, rack I/O Rio1608-D2 dan dua rack I/O konversi RMio64D Dante/MADI untuk mengelola pemantauan atas semua musisi, juga perekaman multitrack dan komunikasi dengan amplifier PA utama.

“1500 musisi dikelompokkan berdasarkan instrumennya dan dibagi menjadi dua, sehingga ada dua ‘area drum’ dua ‘area bass’, dua ‘area gitar’ dan seterusnya,” kata Alessandro Arturi dari Yamaha. “Seperti yang dapat Anda bayangkan, ratusan kit drum dan amplifier gitar listrik menghasilkan banyak suara masing-masing! Kami melengkapi ini untuk mix dengan mikrofon, baik miking yang dekat atau satu mikrofon per dua atau tiga buah instrumen.

“Para vokalis memiliki satu mikrofon per dua orang dan kami juga membagikan sejumlah mikrofon stereo ‘jecklin disk’ di seluruh area pertunjukan, yang digantung sekitar empat meter di atas para musisi.

Semua mikrofon disalurkan ke lima unit RPio dan kemudian ke ‘otak’ inti RIVAGE PM10, DSP-R10. Pre-mix dilakukan di salah satu control surface CSR-10, dengan mixing PA utama dilakukan di sisi yang lain. Monitor dikelola oleh konsol QL5, yang menerima pre-mix dari sistem RIVAGE PM10 lalu menyalurkan mix individu yang berbeda ke setiap kelompok instrumen. Di masing-masing kelompok, setiap pemain memiliki headphone nirkabel untuk mendengar mix-nya.

“Dengan demikian banyak mikrofon dan instrumen yang menghasilkan suara keras, feedback sudah jelas berpotensi menjadi masalah utama,” kata Alessandro. “Sehingga penting kiranya bahwa setiap musisi memasang sistem in-ear untuk monitor dan semua instrumen dan mikrofon diatur secara teliti untuk menghindari kebocoran suara semaksimal mungkin.” Desainer suara untuk acara ini yaitu Francesco Penolazzi, dengan mix FoH diawasi oleh Luca Stefani. Pertunjukan dilakukan tepat waktu oleh konduktor Peppe Vessicchio.

“Menghasilkan suara yang jelas dan koheren dari banyak musisi merupakan sebuah tantangan, tetapi acara ini juga sangat menyenangkan bagi tim produksi dan semua musisi,” kata Alessandro. “Musik memang seharusnya menyenangkan dan kami sangat senang bahwa sistem Yamaha mampu memberikan kontribusi yang positif. Kami menantikan tahun depan, kapan kemungkinannya akan ada lebih banyak musisi yang bergabung?”

Cesena, Italia