The Art of Sound : Los Angeles County Museum of Art (LACMA) Hadirkan Transformasi Pengalaman Live Music

Los Angeles County Museum of Art (LACMA) menggelar sebuah acara audio yang unik di dalam bangunan David Geffen Galleries yang masih dalam tahap konstruksi, dengan menampilkan lebih dari 100 musisi yang membawakan enam komposisi asli Kamasi Washington di 11 station terpisah. Meskipun berada di lokasi yang berbeda, para musisi ini bermain dengan harmoni yang sempurna dan menciptakan lanskap suara yang imersif secara spasial. Dengan didukung oleh sistem audio canggih Yamaha dan Mastermind Production Group Inc., acara ini membuat audiens dapat menikmati komposisi live di dalam ruang arsitektur yang masih dalam tahap pengembangan.

Dalam sebuah perpaduan berani antara seni, arsitektur, dan suara imersif, Los Angeles County Museum of Art (LACMA) menghadirkan pertunjukkan musik inovatif di dalam David Geffen Galleries yang masih dalam tahap Pembangunan bahkan sebelum satu pun karya seni dipasang di area tersebut. Selama tiga malam berturut-turut, lebih dari 100 musisi membawakan enam komposisi asli karya Kamasi Washington di 10 “stasion” yang ersebar di berbagai area galeri.. Meski terpisah secara fisik, semua musisi bermain secara dalam sinkronisasi sempurna, menciptakan soundscape yang menyatu tetapi diurai oleh jarak.

Acara ini didukung oleh infrastruktur audio canggih Yamaha dan diimplementasikan oleh Chad Griswold dan Mastermind Production Group Inc. yang bekerja sama erat dengan LACMA dan tim Washington. Bagi audiens, pertunjukan ini menjadi kesempatan langka untuk menjelajahi sebuah komposisi yang “hidup”—sebuah perjalanan imersif menelusuri suara dan ruang di dalam bangunanruangan yang masih dalam tahap pembangunan.

Konsep kreatif yang diusung sama uniknya dengan ambisinya: pengunjung bisa berkeliling bebas di dalam museum, merasakan perspektif suara yang berbeda tergantung di mana mereka berdiri. Lima station menampilkan ensembel lengkap - grand piano, upright bass, drum, dan horn - sedangkan bagian tambahan meliputi alat musik gesek, alat tiup kayu, alat tiup logam, dan paduan suara beranggotakan 24 orang. Meskipun setiap ensembel memainkan karya yang sama secara serentak, pengalaman mendengar terus berubah dan berkembang mengikuti Langkah para pendengar melalui ruang tersebut.

“Kedengarannya seperti simfoni yang diurai,” ujar Chad Griswold. “Anda dapat berjalan kaki dari satu ujung bangunan ke ujung bangunan lainnya dan mendengar lagu yang sama berkembang dengan cara yang benar-benar berbeda.”

Kompleksitas acara ini menuntut sistem yang fleksibel dan dapat diandalkan. Infrastruktur Yamaha yang didukung Dante menjadi pokok kekuatan sistem, dengan 11 konsol yang dipasang di seluruh area pertunjukkan, termasuk (2) DM7-EX, (4) DM7-C, dan (5) sistem DM3, yang masing-masing berfungsi sebagai titik mix lokal dan hub I/O.

Beberapa poin teknis utama meliputi:

･ 11 posisi mix

･ 130 channel perekaman Dante dengan frekuensi 96 kHz

･istem click dan talkback terintegrasi dari konsol konduktor utama, untuk sinkronisasi yang presisi

･ Penguatan PA digunakan secara minimalis guna menjaga keaslian dan kehangatan akustik yang alami

･ Penempatan antena dan pengaturan speaker profil-rendah yang kreatif untuk mengurangi gangguan visual

“Kami telah menguji seluruh jaringan di toko kami selama dua pekan sebelum dipasang di lokasi,” kata Chad. “Uji kegagalan lengkap. Semuanya berjalan stabil .”

Museum yang belum selesai dibangun menghadirkan tantangan unik. Lantai beton yang dipoles dan dinding kaca menciptakan ruang dengan Tingkat pantulan suara yang tinggi , yang dimanfaatkan oleh tim untuk pekerjaan mereka. Gema yang alami bukannya disembunyikan, tetapi justru dimanfaatkan untuk memperkuat efek imersif.

Penempatan speaker diberi jarak yang agak jauh dan strategis. “Speaker itu sebenarnya lebih untuk keperluan visual,,” ujar Chad sambil bercanda. Sebagian besar suara bersifat akustik, dengan penguatan yang minimal hanya di area-area yang diperlukan.

Jalur jaringan audio dirancang secara cermat untuk memastikan jalur kabel yang rapi tanpa menggagu alur audiens. Sebuah hub kontrol sentral, yang disebut juga “kontrol audio”, menangani semua pengaturan Dante yang dilakukan oleh seorang teknisi khusus yang biasa dipanggil “Dr. Dante.”

Selama tiga malam pertunjuka, sebanyak 5.400 pengunjung berdesakan di ruang pertunjukkan tanpa tempat duduk yang tetap atau panggung. Beberapa orang berkumpul menikmati ensembel favorit mereka, sedangkan yang lainnya terus berkeliling. Acara ini dirancang untuk nuansa yang personal, tidak terstruktur, dan selalu berubah, menghadirkan pengalaman mendengarkan yang benar-benar hidup..

“Suasananya berubah setiap malam,” kata Chad. “Hari Kamis terasa lebih formal, sedangkan Jumat dan Sabtu terasa seperti perjalanan spiritual jazz.”

Para pengunjung menggambarkan pertunjukan ini sebagai pengalaman yang magis, transformatif, dan berbeda dari apa pun yang pernah mereka rasakan sebelumnya. Salah seorang yang hadir menyebutnya seperti “berjalan di dalam sebuah komposisi yang hidup.”

Proyek ini bermula dari hubungan yang telah terjalin lama antara Kamasi Washington dan direktur LACMA. Perencanaan dimulai hampir setahun sebelumnya, dengan uji coba berulang di lokasi untuk mengevaluasi perkembangan akustik ruangan. Tim Chad bekerja sama erat dengan tim produksi Washington, yang lokasinya cukup strategis hanya beberapa blok dari toko Yamaha.

Bagi Mastermind Production Group, kustomisasi adalah kunci. Sebagaimana dijelaskan oleh Direktur Operasional Kate Griswold, “Setiap pekerjaan itu unik, dan memiliki arti bahwa pendekatan yang seragam untuk semua kebutuhan audio sering kali bukan solusi terbaik bagi pelanggan, terutama yang bergerak di bidang hiburan dan kreatif. Alasan pelanggan seperti Disney, Universal, dan LACMA memilih Mastermind sebagai vendor tepercaya adalah karena kami meluangkan waktu untuk menyesuaikan rack, memilih peralatan, dan merancang sistem yang seunik karya seni yang mereka buat. Kami tumbuh bukan karena iklan, tapi karena ketelitian.”

Ketelitian itu tampak dari awal hingga akhir proses. Setiap aransemen musik dirancang khusus untuk ruang pertunjukan, membuat tiap ansambel membawa warna suara tersendir. Konduktor dan pemain utama menggunakan monitor in-ear agar tetap sinkron, sehingga performance dipastikan lancar dan terasa spontan, tetapi dirancang secara cermat.

Meski pertanjukan tersebut hanya berlangsung selama beberapa malam yang istimewa tetapi dampaknya bisa bertahan lama. Seluruh acara direkam dengan resolusi penuh, dan saat ini tim tengah menjajaki cara untuk mengubahnya menjadi pengalaman audio spasial atau virtual, agar lebih banyak orang dapat merasakan keajaiban yang terjadi di ruang itu.

“Ini bisa menjadi contoh bagi pertunjukkan-pertunjukan site specific di masa mendatang,” kata Chad. “Acara ini menunjukkan apa yang mungkin dicapai saat memadukan visi kreatif dengan teknologi yang tepat.”

Proyek LACMA ini bukan sekadar konser, melainkan sebuah eksplorasi multisensori tentang arsitektur, suara, dan persepsi manusia. Peralatan yang dirancang dengan Tingkat presisi yang tinggi dari Yamaha dan pendekatan kustom dari Mastermind menjadikan performance terasa mudah, meskipun luar biasa kompleksnya. Bagi Chad dan timnya, momen tersebut menjadi titik balik dalam meningkatkan pengalaman audio. Bagi audiens, acara ini merupakan undangan yang tak terlupakan untuk “berjalan di dalam musik yang hidup.”